BAB 1
PENDAHULUAN
Nabi Nuh AS adalah seorang rasul yang
diceritakan dalam Taurat,
Alkitab, dan Al-Quran. Nuh
diangkat menjadi nabi sekitar tahun 3650 SM. Diperkirakan ia tinggal di wilayah
Selatan Irak modern.
Namanya disebutkan sebanyak 58 kali dalam 48 ayat dalam 9 buku Alkitab
Terjemahan Baru dan 43 kali dalam Al-Quran.
Menurut Al-Qur'an, ia memiliki 4 anak laki-laki
yaitu Kan’ān, Sem, Ham, dan Yafet. Namun Alkitab
hanya mencatat, ia memiliki 3 anak laki-laki Sem, Ham, dan Yafet. Kitab Kejadian
mencatat, pada jamannya terjadi air bah yang menutupi seluruh
bumi; hanya ia sekeluarga (istrinya, ketiga anaknya, dan ketiga menantunya) dan
binatang-binatang yang ada di dalam bahtera Nuh
yang selamat dari air bah tersebut. Setelah air bah reda, keluarga Nuh kembali
me-repopulasi bumi.
1. Biografi
Nuh adalah Rasul Allah yang
pertama yang diutus ke atas bumi ini, sedangkan Adam, Syits dan Idris yang
diutus sebelumnya hanyalah bertaraf Nabi saja, bukan sebagai Rasul karena mereka tidak memiliki umat
atau kaum.
Dari Ibnu Katsir bahwa Nuh diutus untuk kaum Bani
Rasib. Dia lahir 126 tahun sepeninggal Nabi Adam AS, sedangkan menurut Ahli
Kitab dia lahir 140 tahun sepeninggal Nabi Adam. Dia adalah utusan yang pertama
yang diutus untuk umat manusia. Penduduk yang diserunya dikenal dengan Banu Rasib.
Dari Ibnu Abi Hatim : Abu Umamah mendengar
seorang berkata kepada Nabi “Wahai Utusan Tuhan, apakah Adam seorang Nabi?”
Nabi menjawab “Ya”. Orang tersebut bertanya lagi: “Berapa Lama antaranya dengan
Nuh?” maka Nabi Menjawab “sepuluh generasi”
Ibnu Abbas menceritakan Bahwa nabi Nuh diutus
pada kaumnya ketika berumur 480 tahun. Masa kenabiannya adalah 120 tahun dan
berdakwah selama 5 abad. Dia mengarungi banjir ketika ia berumur 600 tahun, dan
kemudian setelah banjir ia hidup selama 350 tahun.
Ibnu Abi Hatim dari Urwah bin Al Zubayr bahwa Wadd, Suwa, Yaghuth, Ya’uq dan Nasr adalah anak nabi Adam. Wadd adalah yang
tertua dari mereka dan yang paling saleh di antara mereka.
Ibnu Abbas menceritakan bahwa ketika Nabi Isa
menghidupkan Ham bin Nuh, dia bertanya kepadanya kenapa rambutnya beruban, ia
menjawab dia meninggal di saat usia muda karena ketakutannya ketika banjir. Ia
berkata bahwa panjang kapal Nuh adalah 1200 Kubit dan lebarnya 600 Kubit dan
mempunyai 3 lapisan.
2. Migrasi dari Suq Thamanim ke Babylonia
Ibnu Thabari menceritakan setelah kapal berlabuh
di pegunungan Ararat, ia kemudian membangun suatu kota di daerah Ararat (Qarda)
di suatu areal yang termasuk Mesopotamia dan menamakan kota tersebut Themanon
(Kota delapan Puluh) karena kota tersebut dibangun oleh orang yang beriman yang
berjumlah 80 orang. Sekarang tempat tersebut dikenal dengan nama Suq Thamanin.
Ibnu Abbas kemudian menceritakan bahwa Nuh
membangun kota Suq Thamanin dan semua keturunan Qayin dibinasakan. Menurut
Al-Harith dari Ibnu Sad dari Hisham bin Muhammad dari ayahnya dari Abu Shalih
dari Ibnu Abbas berkata ”ketika Suq Thamanin menjadi penuh dengan keturunan Nuh
mereka berpindah ke Babylon dan membangun kota tersebut”.
Abd al Ghafar menceritakan ketika kapal berlabuh
di bukit Judi pada hari Ashura.
3. Doa Nuh kepada Keturunannya
Ibnu Ishaq mengatakan bahwa Nuh mendoakan ketiga
putranya. Nuh mendoakan keturunan Sam menjadi nabi-nabi dan rasul. Nuh
mendoakan keturunan Yafith untuk menjadi raja-raja, sedangkan dari keturunan
Ham dia doakan agar menjadi abdi dari keturunan Yafith dan Sam.
Ketika Nuh menginjak usia lanjut, ia mendoakan
agar keturunan Gomer dan Kush menjadi raja-raja, karena mereka berdua ini
melayani kakeknya disaat usianya lanjut.
Ibnu Abbas menceritakan bahwa keturunan Sam
menurunkan bangsa kulit putih, Yafith menurunkan bangsa berkulit merah dan
coklat, Sedangkan ham menurunkan bagsa Kulit hitam dan sebagian kecil berkulit
putih.
BAB II
ISI
A.
Dakwah Nabi Nuh
Kepada Kaumnya
Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah
dalam masa "fatrah" masa kekosongan di antara dua rasul di mana
biasanya manusia secara berangsur-angsur melupakan ajaran agama yang dibawa
oleh nabi yang meninggalkan mereka dan kembali bersyirik meninggalkan amal
kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis.
Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput
dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh datang di tengah-tengah
mereka, mereka sedang menyembah berhala ialah patung-patung yang dibuat oleh
tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai tuhan-tuhan yang dapat membawa
kebaikan dan manfaat serta menolak segala kesengsaraan dan
kemalangan.berhala-berhala yang dipertuhankan dan menurut kepercayaan mereka
mempunyai kekuatan dan kekuasaan ghaib ke atas manusia itu diberinya nama-nama
yang silih berganti menurut kehendak dan selera kebodohan mereka.Kadang-kadang
mereka namakan berhala mereka " Wadd " dan " Suwa "
kadangkala " Yaguts " dan bila sudah bosan digantinya dengan nama
" Yatuq " dan " Nasr ".
Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yang sudah
jauh tersesat oleh iblis itu, mengajak mereka meninggalkan syirik dan
penyembahan berhala dan kembali kepada tauhid menyembah Allah Tuhan sekalian
alam melakukan ajaran-ajaran agama yang diwahyukan kepadanya serta meninggalkan
kemungkaran dan kemaksiatan yang diajarkan oleh Syaitan dan Iblis.
Nabi Nuh menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang diciptakan oleh Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang menghiasinya, bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada manusia, pengantian malam menjadi siang dan sebaliknya yang kesemua itu menjadi bukti dan tanda nyata akan adanya keesaan Tuhan yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri. Di samping itu Nabi Nuh juga memberitakan kepada mereka bahwa akan ada gajaran yang akan diterima oleh manusia atas segala amalannya di dunia iaitu syurga bagi amalan kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama yang berupa kemungkaran dan kemaksiatan.
Nabi Nuh menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang diciptakan oleh Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang menghiasinya, bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada manusia, pengantian malam menjadi siang dan sebaliknya yang kesemua itu menjadi bukti dan tanda nyata akan adanya keesaan Tuhan yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri. Di samping itu Nabi Nuh juga memberitakan kepada mereka bahwa akan ada gajaran yang akan diterima oleh manusia atas segala amalannya di dunia iaitu syurga bagi amalan kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama yang berupa kemungkaran dan kemaksiatan.
Nabi Nuh yang dikurniakan Allah dengan
sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang nabi, fasih dan
tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam tindak-tanduknya
melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan
kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan
kadang kala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila menghadapi
pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan menerima hujjah dan
dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang tidak dapat mereka membantahnya
atau mematahkannya.
Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha
sekuat tanaganya berdakwah kepda kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecekapan
dan kesabaran dan dalam setiap kesempatan, siang mahupun malam dengan cara
berbisik-bisik atau cara terang dan terbuka terbyata hanya sedikit sekali dari
kaumnya yang dpt menerima dakwahnya dan mengikuti ajakannya, yang menurut
sementara riwayat tidak melebihi bilangan seratus orang Mereka pun terdiri dari
orang-orang yang miskin berkedudukan sosial lemah. Sedangkan orang yang
kaya-raya, berkedudukan tingi dan terpandang dalam masyarakat, yang merupakan
pembesar-pembesar dan penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak mempercayai
Nabi Nuh mengingkari dakwahnya dan sesekali tidak merelakan melepas agamanya
dan kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala mereka, bahkan mereka berusaha
dengan mengadakan persekongkolan hendak melumpuhkan dan mengagalkan usaha
dakwah Nabi nuh.
Berkata mereka kepada Nabi Nuh:"Bukankah engkau hanya seorang daripada kami dan tidak berbeda drp kami sebagai manusia biasa. Jikalau betul Allah akan mengutuskan seorang rasul yang membawa perintah-Nya, nescaya Ia akan mengutuskan seorang malaikat yang patut kami dengarkan kata-katanya dan kami ikuti ajakannya dan bukan manusia biasa seperti engkau hanya dapat diikuti orang-orang rendah kedudukan sosialnya seperti para buruh petani orang-orang yang tidak berpenghasilan yang bagi kami mereka seperti sampah masyarakat.Pengikut-pengikutmu itu adalah orang-orang yang tidak mempunyai daya fikiran dan ketajaman otak, mereka mengikutimu secara buta tuli tanpa memikirkan dan menimbangkan masak-masak benar atau tidaknya dakwah dan ajakanmu itu. Coba agama yang engkau bawa dan ajaran -ajaran yang engkau sadurkan kepada kami itu betul-betul benar, nescaya kamilah dulu mengikutimu dan bukannya orang-orang yang mengemis pengikut-pengikutmu itu. kami sebagai pemuka-pemuka masyarakat yang pandai berfikir, memiliki kecerdasan otak dan pandangan yang luas dan yang dipandang masyarakat sebagai pemimpin-pemimpinnya, tidaklah mudak kami menerima ajakanmu dan dakwahmu. Engkau tidak mempunyai kelebihan di atas kami tentang soaL-soal kemasyarakatan dan pergaulan hidup. kami jauh lebih pandai dan lebih mengetahui drpmu tentang hal itu semua.nya.Anggapan kami terhadapmu, tidak lain dan tidak bukan, bahawa engkau adalh pendusta belaka."
Nuh berkata, menjawab ejekan dan olok-olokan kaumnya:"Adakah engkau mengira bahwa aku dpt memaksa kamu mengikuti ajaranku atau mengira bahwa aku mempunyai kekuasaan untuk menjadikan kamu orang-orang yang beriman jika kamu tetap menolak ajakan ku dan tetap membuta-tuli terhadap bukti-bukti kebenaran dakwahku dan tetap mempertahakan pendirianmu yang tersesat yang diilhamkan oleh kesombongan dan kecongkakan karena kedudukan dan harta-benda yang kamu miliki.Aku hanya seorang manusia yang mendpt amanat dan diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kamu. Jika kamu tetap berkeras kepala dan tidak mahu kembali ke jalan yang benar dan menerima agama Allah yang diutuskan-Nya kepada ku maka terserahlah kepada Allah untuk menentukan hukuman-Nya dan gajaran-Nya keatas diri kamu. Aku hanya pesuruh dan rasul-Nya yang diperintahkan untuk menyampaikan amanat-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dialah yang berkuasa memberi hidayah kepadamu dan mengampuni dosamu atau menurunkan azab dan seksaan-Nya di atas kamu sekalian jika Ia kehendaki.Dialah pula yang berkuasa menurunkan seksa danazab-nya di dunia atau menangguhkannya sampai hari kemudian. Dialah Tuhan pencipta alam semesta ini, Maha Kuasa ,Maha Mengetahui, maha pengasih dan Maha Penyayang.".
Kaum Nuh mengemukakan syarat dengan berkata:"Wahai Nuh! Jika engkau menghendaki kami mengikutimu dan memberi sokongan dan semangat kepada kamu dan kepada agama yang engkau bawa, maka jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang petani, buruh dan hamaba-hamba sahaya itu. Usirlah mereka dari pengaulanmu karena kami tidak dpt bergaul dengan mereka duduk berdampingan dengan mereka mengikut cara hidup mereka dan bergabung dengan mereka dalam suatu agama dan kepercayaan. Dan bagaimana kami dpt menerima satu agama yang menyamaratakan para bangsawan dengan orang awam, penguasa dan pembesar dengan buruh-buruhnya dan orang kaya yang berkedudukan dengan orang yang miskin dan papa."
Nabi Nuh menolak pensyaratan kaumnya dan
berkata:"Risalah dan agama yang aku bawa adalah untuk semua orang tiada
pengecualian, yang pandai mahupun yang bodoh, yang kaya mahupun miskin, majikan
ataupun buruh ,diantara peguasa dan rakyat biasa semuanya mempunyai kedudukan
dan tempat yang sama trehadap agama dan hukum Allah. Andai kata aku memenuhi
pensyaratan kamu dan meluluskan keinginanmu menyingkirkan para pengikutku yang
setia itu, maka siapakah yang dpt ku harapkan akan meneruskan dakwahku kepada
orang ramai dan bagaimana aku sampai hati menjauhkan drpku orang-orang yang
telah beriman dan menerima dakwahku dengan penuh keyakinan dan keikhlasan di
kala kamu menolaknya serta mengingkarinya, orang-orang yang telah membantuku
dalam tugasku di kala kamu menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku. Dan
bagaimanakah aku dpt mempertanggungjawabkan tindakan pengusiranku kepada mereka
terhadap Allah bila mereka mengadu bahawa aku telah membalas kesetiaan dan
ketaatan mereka dengan sebaliknya semata-mata untuk memenuhi permintaanmu dan
tunduk kepada pensyaratanmu yang tidak wajar dan tidak dpt diterima oleh akal
dan fikiran yang sihat. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang bodoh dan
tidak berfikiran sehat.
Pada akhirnya, karena merasa tidak berdaya lagi mengingkari kebenaran kata-kata Nabi Nuh dan merasa kehabisan alasan dan hujjah untuk melanjutkan dialog dengan beliau, maka berkatalah mereka:
"Wahai Nabi Nuh! Kita telah banyak bermujadalah dan berdebat dan cukup berdialog serta mendengar dakwahmu yang sudah menjemukan itu. Kami tetap tidak akan mengikutimu dan tidak akan sesekali melepaskan kepercayaan dan adat-istiadat kami sehingga tidak ada gunanya lagi engkau mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan bertegang lidah dengan kami. datangkanlah apa yang engkau benar-benar orang yang menepati janji dan kata-katanya. Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu dalam kenyataan. Karena kami masih tetap belum mempercayaimu dan tetap meragukan dakwahmu."
B. Nabi Nuh Berputus Asa Dari Kaumnya
Nabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama
sembilan ratus lima puluh tahun berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak
mereka meninmggalkan penyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah
kepada Allah Yang maha Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan
gelap ke jalan yang benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan
agama yang diwahyukan oleh Allah kepadanya, mangangkat darjat manusia yang
tertindas dan lemah ke tingak yang sesuai dengan fitrah dan qudratnya dan
berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan bongkak yang melekat pd para
pembesar kaumnya dan medidik agar mereka berkasih sayang, tolong-menolong
diantara sesama manusia. Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi
Nuh tidak berhasil menyedarkan an menarik kaumnya untuk mengikuti dan
menerima dakwahnya beriman, bertauhid dan beribadat kepada Allah kecuali
sekelompok kecil kaumnya yang tidak mencapai seramai seratus orang, walaupun ia
telah melakukan tugasnya dengan segala daya-usahanya dan sekuat tenaganya
dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan
makian kaumnya, karena ia mengharapkan akan dtg masanya di mana kaumnya akan
sedar diri dan dtg mengakui kebenarannya dan kebenaran dakwahnya. Harapan Nabi
Nuh akan kesedaran kaumnya ternyata makin hari makin berkurangan dan bahawa
sinar iman dan takwa tidak akan menebus ke dalam hati mereka yang telah
tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan Iblis. Hal mana Nabi Nuh berupa
berfirman Allah yang bermaksud:
"Sesungguhnya tidak akan seorang drp
kaumnya mengikutimu dan beriman kecuali mereka yang telah mengikutimu dan
beriman lebih dahulu, maka jgnlah engkau bersedih hati karena apa yang mereka
perbuatkan."
Dengan penegasan firman Allah itu, lenyaplah
sisa harapan Nabi Nuh dari kaumnya dan habislah kesabarannya. Ia memohon
kepada Allah agar menurunkan Azab-Nya di atas kaumnya yang berkepala batu
seraya berseru:"Ya Allah! Jgnlah Engkau biarkan seorang pun drp
orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi ini. Mareka akan berusaha
menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika Engkau biarkan mereka tinggal dan mereka tidak
akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yang berbuat maksiat dan
anak-anak yang kafir spt.mereka."
Doa Nabi Nuh dikalbulkan oleh Allah dan
permohonannya diluluskan dan tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan
kaumnya, karena mereka itu akan menerima hukuman Allah dengan mati tenggelam.
C. Nabi Nuh Membuat Kapal
Setelah menerima perintah Allah untuk membuat
sebuah kapal, segeralah Nabi Nuh mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka
mengumpulkan bhn yang diperlukan untuk maksud tersebut, kemudian dengan
mengambil tempat di luar dan agak jauh dari kota dan keramaiannya mereka dengan
rajin dan tekun bekerja siang dan malam menyelesaikan pembinaan kapal yang
diperintahkan itu.
Walaupun Nabi Nuh telah menjauhi kota
dan masyarakatnya, agar dapat bekerja dengan tenang tanpa gangguan bagi
menyelesaikan pembinaan kapalnya namun ia tidak luput dari ejekan dan cemuhan
kaumnya yang kebetulan atau sengaja melalui tempat kerja membina kapal itu.
Mereka mengejek dan mengolok-olk dengan mengatakan:"Wahai Nuh! Sejak bila
engkau telah menjadi tukang kayu dan pembuat kapal?Bukankah engkau seorang nabi
dan rasul menurut pengakuanmu, kenapa sekarang menjadi seorang tukang kayu dan
pembuat kapal.Dan kapal yang engkau buat itu di tempat yang jauh dari air ini
adalah maksudmu untuk ditarik oleh kerbau ataukah mengharapkan angin yang ankan
menarik kapalmu ke laut?"Dan lain-lain kata ejekan yang diterima oleh Nabi
Nuh dengan sikap dingin dan tersenyum seraya menjawab:"Baiklah tunggu saja
saatnya nanti, jika kamu sekrg mengejek dan mengolok-olok kami maka akan
tibalah masanya kelak bg kami untuk mengejek kamu dan akan kamu ketahui kelak
untuk apa kapal yang kami siapkan ini.Tunggulah saatnya azab dan hukuman Allah
menimpa atas diri kamu."
Setelah selesai pekerjaan pembuatan kapal yang
merupakan alat pengangkutan laut pertama di dunia, Nabi Nuh menerima wahyu dari
Allah:"Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan
terlihat tanda-tanda drp-Ku maka segeralah angkut bersamamu di dalam kapalmu
dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas
bumi dan belayarlah dengan izin-Ku."
Kemudian tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi air yang deras dan dahsyat yang dalam sekelip mata telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota dan desa menggenangi daratan yang rendah mahupun yang tinggi sampai mencapai puncak bukit-bukit sehingga tiada tempat berlindung dari air bah yang dahsyat itu kecuali kapal Nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah.
Dengan iringan"Bismillah majraha wa
mursaha"belayarlah kapal Nabi Nuh dengan lajunya menyusuri lautan air,
menentang angin yang kadang kala lemah lembut dan kadang kala ganas dan ribut.
Di kanan kiri kapal terlihatlah orang-orang kafir bergelut melawan gelombang
air yang menggunung berusaha menyelamat diri dari cengkaman maut yang sudah
sedia menerkam mereka di dalam lipatan gelombang-gelombang itu.
Tatkala Nabi Nuh berada di atas geladak kapal
memperhatikan cuaca dan melihat-lihat orang-orang kafir dari kaumnya sedang
bergelimpangan di atas permukaan air, tiba-tiba terlihatlah olehnya tubuh
putera sulungnya yang bernama "Kan'aan" timbul tenggelam dipermainkan
oleh gelombang yang tidak menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang sedang
menerima hukuman Allah itu. Pada saat itu, tanpa disadari, timbullah rasa cinta
dan kasih sayang seorang ayah terhadap putera kandungnya yang berada dalam
keadaan cemas menghadapi maut ditelan gelombang.
Nabi Nuh secara spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak dengan sekuat suaranya memanggil puteranya:Wahai anakku! Datanglah kemari dan gabungkan dirimu bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada Allah agar engkau selamat dan terhindar dari bahaya maut yang engkau menjalani hukuman Allah." Kan'aan, putera Nabi Nuh, yang tersesat dan telah terkena racun rayuan syaitan dan hasutan kaumnya yang sombong dan keras kepala itu menolak dengan keras ajakan dan panggilan ayahnya yang menyayanginya dengan kata-kata yang menentang:"Biarkanlah aku dan pergilah, jauhilah aku, aku tidak sudi berlindung di atas geladak kapalmu aku akan dapat menyelamatkan diriku sendiri dengan berlindung di atas bukit yang tidak akan dijangkau oleh air bah ini."
Nuh menjawab:"Percayalah bahawa tempat
satu-satunya yang dapat menyelamatkan engkau ialah bergabung dengan kami di
atas kapal ini. Masa tidak akan ada yang dapat melepaskan diri dari hukuman
Allah yang telah ditimpakan ini kecuali orang-orang yang memperolehi rahmat dan
keampunan-Nya."
Setelah Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya tenggelamlah Kan'aan disambar gelombang yang ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata ayahnya, tergelincirlah ke bawah lautan air mengikut kawan-kawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka itu.
Nabi Nuh bersedih hati dan berdukacita atas
kematian puteranya dalam keadaan kafir tidak beriman dan belum mengenal Allah.
Beliau berkeluh-kesah dan berseru kepada Allah:"Ya Tuhanku, sesungguhnya
puteraku itu adalah darah dagingku dan adalah bahagian dari keluargaku dan
sesungguhnya janji-Mu adalha janji benar dan Engkaulah Maha Hakim yang Maha
Berkuasa."Kepadanya Allah berfirman:"Wahai Nuh! Sesungguhnya dia
puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, karena ia telah menyimpang dari
ajaranmu, melanggar perintahmu menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang
yang kafir drp kaummu.Coretlah namanya dari daftar keluargamu.Hanya mereka yang
telah menerima dakwahmu mengikuti jalanmu dan beriman kepada-Ku dpt engkau
masukkan dan golongkan ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan
perlindungannya danterjamin keselamatan jiwanya.Adapun orang-orang yang mengingkari
risalah mu, mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan
Iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hukuman yang telah Aku tentukan
walau mereka berada dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan
tentang sesuatu yang engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai
tergolong ke dalam golongan orang-orang yang bodoh."
Nabi Nuh sedar segera setelah menerima teguran
dari Allah bahwa cinta kasih sayangnya kepada anaknya telah menjadikan ia lupa
akan janji dan ancaman Allah terhadap orang-orang kafir termasuk puteranya
sendiri. Ia sedar bahawa ia tersesat pd saat ia memanggil puteranya untuk
menyelamatkannya dari bencana banjir yang didorong oleh perasaan naluri darah
yang menghubungkannya dengan puteranya padahal sepatutnya cinta dan taat kepada
Allah harus mendahului cinta kepada keluarga dan harta-benda. Ia sangat
sesalkan kelalaian dan kealpaannya itu dan menghadap kepada Allah memohon ampun
dan maghfirahnya dengan berseru:"Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari
godaan syaitan yang terlaknat, ampunilah kelalaian dan kealpaanku sehingga aku
menanyakan sesuatu yang aku tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku bila Engkau tidak
memberi ampun dan maghfirah serta menurunkan rahmat bagiku, nescaya aku menjadi
orang yang rugi."
Setelah air bah itu mencapai puncak
keganasannya dan habis binasalah kaum Nuh yang kafir dan zalim sesuai dengan
kehendak dan hukum Allah, surutlah lautan air diserap bumi kemudian
bertambatlah kapal Nuh di atas bukit " Judie " dengan iringan
perintah Allah kepada Nabi Nuh:"Turunlah wahai Nuh ke darat engkau
dan para mukmin yang menyertaimu dengan selamat dilimpahi barakah dan inayah
dari sisi-Ku bagimu dan bagi umat yang menyertaimu."
D. Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran
D. Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran
Al-Quran menceritakan kisah Nabi Nuh dalam 43
ayat dari 28 surah di antaranya surah Nuh dari ayat 1 sehinga 28, juga dalam
surah "Hud" ayat 27 sehingga 48 yang mengisahkan dialog Nabi Nuh
dengan kaumnya dan perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yang menimpa di
atas mereka.
E. Pelajaran Dari Kisah Nabi Nuh as.
Bahwasanya hubungan antara manusia yang
terjalin karena ikatan persamaan kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirian
adalah lebih erat dan lebih berkesan drp hubungan yang terjalin karena ikatan
darah atau kelahiran. Kan'aan yang walaupun ia adalah anak kandung Nabi Nuh,
oleh Allah s.w.t. dikeluarkan dari bilangan keluarga ayahnya karena ia menganut
kepercayaan dan agama berlainan dengan apa yang dianut dan didakwahkan oleh
ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak yang memusuhi dan menentangnya.
Maka dalam pengertian inilah dapat difahami firman Allah dalam Al-Quran yang bermaksud:"Sesungguhnya para mukmin itu adalah bersaudara." Demikian pula hadis Rasulullah s.a.w.yang bermaksud:"Tidaklah sempurna iman seseorang kecuali jika ia menyintai saudaranya yang beriman sebagaimana ia menyintai dirinya sendiri."Juga peribahasa yang berbunyi:"Adakalanya engkau memperolehi seorang saudara yang tidak dilahirkan oleh ibumu."
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Setelah
berabad-abad berlalu dari masa Nabi Idris, dan moral manusia sudah terlalu jauh
menyimpang dari kebenaran, Allah SWT menurunkan seorang nabi bernama Nuh. Ia
merupakan keturunan ke-9 dari Nabi Adam AS.Ia diangkat menjadi nabi dan rasul
pada usia 480 tahun. Ia menjalankan misinya selama lima abad dan meninggal
dalam usia 950 tahun.
Nabi Nuh
terkenal sebagai nabi yang fasih berbicara, bijaksana, dan sabar dalam
menjalankan tugas risalahnya. Namun demikian, ia hanya mendapatkan pengikut
antara 70 sampai 80 orang, itu pun hanya dari kalangan orang-orang lemah.
B.
SARAN
Makalah Tentang Nabi Nuh AS ini jangan berhenti sampai disini saja tetapi
barang siapa yang membaca hendaklah mengerti dan memiliki keinginan untuk
memperbaiki dan melanjutkan, tidak hanya copy paste untuk memenuhi tugas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar