Membaca tanda-tanda
Oleh: Taufiq Ismail
Oleh: Taufiq Ismail
Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan dan
Meluncur lewat sela-sela jari kita
Ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas
Tapi, kini kita telah mulai merindukanya
Kita saksikan udara abu-abu warnanya
Kita saksikan air danau yang semakin surut tampaknya
Burug-burung kecil tak lagi berkicau di pagi hari
Hutan kehilangan ranting
Ranting kehilangan daun
Daun kehilangan dahan
Dahan kehilangan hutan
Meluncur lewat sela-sela jari kita
Ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas
Tapi, kini kita telah mulai merindukanya
Kita saksikan udara abu-abu warnanya
Kita saksikan air danau yang semakin surut tampaknya
Burug-burung kecil tak lagi berkicau di pagi hari
Hutan kehilangan ranting
Ranting kehilangan daun
Daun kehilangan dahan
Dahan kehilangan hutan
Kita saksikan gunung memompa abu
Abu membawa batu
Batu membawa lindu
Lindu membawa longsor
Longsor membawa banjir
Banjir membawa air
Air mata
Kita telah saksikan seribu tanda-tanda
Bisakah kita membaca tanda-tanda
Abu membawa batu
Batu membawa lindu
Lindu membawa longsor
Longsor membawa banjir
Banjir membawa air
Air mata
Kita telah saksikan seribu tanda-tanda
Bisakah kita membaca tanda-tanda
Rinduku pada hutan
Oleh : Evelyn R.A
Oleh : Evelyn R.A
Rinduku pada Hutan
Menghirup udaranya
Memandang Rimbunya
Hijau Daunnya
Sepinya
Menghirup udaranya
Memandang Rimbunya
Hijau Daunnya
Sepinya
Rinduku pada hutan
Menginjak rumputnya
Embunnya
Rinduku pada hutan
Mendengar kicau burungnya
Teriakan sang kera
Auman harimau
Kegesitan kijang
Atau ular yang melata
Rinduku pada hutan
Rindunya kehidupan
Menginjak rumputnya
Embunnya
Rinduku pada hutan
Mendengar kicau burungnya
Teriakan sang kera
Auman harimau
Kegesitan kijang
Atau ular yang melata
Rinduku pada hutan
Rindunya kehidupan
ALLAH YA RABB !!
APA ARTINYA INI ?
Oleh : Jose Rizal Manua
APA ARTINYA INI ?
Oleh : Jose Rizal Manua
Erang dari lapisan ozon yang terluka
Mengema ke seantero benua
Membuat Amerika meradang
Menyogok negara berkembang dengan uang
Sementara jepang hanya ongkang-ongkang
Memandang kayu-kayu gelondongan
Berlayar ke hulu samudra
Dari jakarta terbentik berita
Bahwa pengusaha-pengusaha jumawa
Sedang berlomba membangun gedung-gedung kaca
Membuat pi jantan paraksiang
tak kuasa menahan nestapa semesta
membuat air betina,bulan,bintang
tak mampu membentung haru biru ummat-Nya
Allah, ya Rabb!
Sayap-sayap kearifan telah tergadai
Pada sungai-sungai yang di padati sampah
Hingga pisau-pisau serakah bisa tertawa
Dan terkentut-kentut di mulut laut
Allah ya Rabb!!
Apa artinya ini ?
Bencana banjir
Gempa bumi
Dan letusan gunung api ?
Allah ya rabb?
Bukit-bukit kebijaksanaan telah terjual
Pada kapal-kapal yang di jejali limbah
Hingga senjata-senjata keangkuhan bisa tergelak
Dan terberak-berak di perut kabut
Allah, ya rabb !!Apa artinya ini ?
Mengema ke seantero benua
Membuat Amerika meradang
Menyogok negara berkembang dengan uang
Sementara jepang hanya ongkang-ongkang
Memandang kayu-kayu gelondongan
Berlayar ke hulu samudra
Dari jakarta terbentik berita
Bahwa pengusaha-pengusaha jumawa
Sedang berlomba membangun gedung-gedung kaca
Membuat pi jantan paraksiang
tak kuasa menahan nestapa semesta
membuat air betina,bulan,bintang
tak mampu membentung haru biru ummat-Nya
Allah, ya Rabb!
Sayap-sayap kearifan telah tergadai
Pada sungai-sungai yang di padati sampah
Hingga pisau-pisau serakah bisa tertawa
Dan terkentut-kentut di mulut laut
Allah ya Rabb!!
Apa artinya ini ?
Bencana banjir
Gempa bumi
Dan letusan gunung api ?
Allah ya rabb?
Bukit-bukit kebijaksanaan telah terjual
Pada kapal-kapal yang di jejali limbah
Hingga senjata-senjata keangkuhan bisa tergelak
Dan terberak-berak di perut kabut
Allah, ya rabb !!Apa artinya ini ?
Lingkungan Sekitarku
Oleh : Luther Lie
Aku lupa memedulikan lingkunganku
Saat lingkungan ku kotor
Aku lupa membersihkannya
Saat ku tercemar
Aku tidak membersihkannya
Lingkunganku
Kau menjadi berpolusi karena manusia
Kau menjadi kotor karena kami
Semua ulah itu kesalahan kami
Lingkungan hidupku
Maafkanlah perbuatan kami
Maafkan pula kelalaian kami
Mulai saat ini kami pasti akan menjagamu
Nyanyian Seribu
Burung
Arsyad Indradi
Dalam padang rimba dunia
Di atas pohon bercabang lima
Ada nyanyian seribu burung
Lagu leluhur mengembang
Indahnya bumiku hijau
Meluncur keretapagi di atasnya
Putihnya putihmuda
Kami terbang di dalamnya
Adakah tetap saja jalannya kereta ini
Adakah tetap saja terbang kami bebas
Kami lihat kami lihat
Musim panas mengombak
Musim hujan mengepak
Mengapa engkau diam
Kubur saja mereka di sini
Di atas tumpukan kenangan
Sebelum petang tiba
Dalam padang rimba dunia
Di atas pohon bercabang lima
Ada nyanyian seribu burung
Ada bayi mati lemas dalam jantung
Arsyad Indradi
Dalam padang rimba dunia
Di atas pohon bercabang lima
Ada nyanyian seribu burung
Lagu leluhur mengembang
Indahnya bumiku hijau
Meluncur keretapagi di atasnya
Putihnya putihmuda
Kami terbang di dalamnya
Adakah tetap saja jalannya kereta ini
Adakah tetap saja terbang kami bebas
Kami lihat kami lihat
Musim panas mengombak
Musim hujan mengepak
Mengapa engkau diam
Kubur saja mereka di sini
Di atas tumpukan kenangan
Sebelum petang tiba
Dalam padang rimba dunia
Di atas pohon bercabang lima
Ada nyanyian seribu burung
Ada bayi mati lemas dalam jantung
HUTAN
Wing Kardjo
Wing Kardjo
Dengung sunyi
terbit dengan pagi
mengisi langit
pahit.
Di dasar hutan
kerangka bulan
hitam.
Gaung lengang
merayap dengan siang
membakar padang
gersang.
Di dasar malam
kerangka perahu
karam.
ADA DAUN GUGUR
Isbedy Stiawan ZS
ada daun gugur
dekat pintu rumahku
dan warna kuningnya
mengabarkan dunia yang pecah
lewat tanah-tanah
hatiku gemetar
memandang namaku
yang mencari-cari rumah
akhirku
ada daun gugur
dekat jendela kamarku
dan warna terbakarnya
memandangku dingin
Isbedy Stiawan ZS
ada daun gugur
dekat pintu rumahku
dan warna kuningnya
mengabarkan dunia yang pecah
lewat tanah-tanah
hatiku gemetar
memandang namaku
yang mencari-cari rumah
akhirku
ada daun gugur
dekat jendela kamarku
dan warna terbakarnya
memandangku dingin
ANGIN LAUT
Kuntowijoyo
Perahu yang membawamu
telah kembali
entah ke mana
angin laut mendorongnya ke ujung dunia
Engkau tidak mengerti juga
Duduklah
Ombak yang selalu
pulang dan pergi.
Seperti engkau
mereka berdiri di pantai
menantikan
barangkali
seseorang akan datang dan menebak teka-teki itu.
Kuntowijoyo
Perahu yang membawamu
telah kembali
entah ke mana
angin laut mendorongnya ke ujung dunia
Engkau tidak mengerti juga
Duduklah
Ombak yang selalu
pulang dan pergi.
Seperti engkau
mereka berdiri di pantai
menantikan
barangkali
seseorang akan datang dan menebak teka-teki itu.
LAUT
Kuntowijoyo
Siapa menghuni pulau ini kalau bukan pemberani?
Rimba menyembunyikan harimau dan ular berbisa.
Malam membunuhmu bila sekejap kau pejam mata.
Tidak. Di pagi hari kautemukan bahwa engkau
di sini. Segar bugar. Kita punya tangan
dari batu sungai. Karang laut menyulapmu jadi
pemenang. Dan engkau berjalan ke sana.
Menerjang ombak yang memukul dadamu.
Engkau bunuh naga raksasa. Jangan takut.
Sang kerdil yang berdiri di atas buih itu
adalah Dewa Ruci. Engkau menatapnya: menatap dirimu.
Matanya adalah matamu. Tubuhnya adalah tubuhmu.
Sukmanya adalah sukmamu. Laut adalah ruh kita
yang baru! Tenggelamkan rahasia ke rahimnya:
Bagai kristal kaca, nyaring bunyinya.
Sebentar kemudian, sebuah debur
gelombang yang jauh menghiburmu.
Saksikanlah.
Tidak ada batasnya bukan?
LAUT YANG RAMAI
Ayi Jufridar
Laut mendadak ramai
deburan ombak terseret angin
ke tengah samudera itu
sedang di bibir pantai
orang saja menari-nari
Laut mengundang sehamparan gunung samudera
datanglah dari penjuru segala
melihat kami menari
menjelang akhir sodorkan air
ketika tubuh bermandi peluh
tapi jangan suguhkan seudati*)
sebab ia sudah mati
Datang,
datanglah dari penjuru segala
ramaikan laut kami yang sepi
dengan lagumu yang sarat cinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar