APAKAH ANDA SUDAH KURSUS KOMPUTER KALAU BELUM DAFTAR YA .....
SEGERA TEMUKAN KAMI DI DESA NIBUNG KOBA BANGKA TENGAH

PROFIL LEMBAGA

Foto saya
NIBUNG NO.247 KOBA, bangkatengah bangka belitung, Indonesia
Pendidikan merupakan proses dari suatu sistem yang harus dijalani oleh setiap individu untuk mencapai keberhasilan. Mekanisme pelaksanaan pendidikan akan berjalan lancar dan sesuai dengan tujuan, jika antara penyedia jasa pendidikan dan penerimanya terjadi interaksi yang bersinergi.
KAMI ATAS NAMA INSTRUKTUR LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN TASIAH KOMPUTER MENGUCAPKAN SELAMAT KEPADA SAUDARA YANG TELAH BERHASILMENYELSAIKAN KURSUS PROGRAM KOMPUTER.SEMOGA ILMU YANG SAUDARA PEROLEH DAPAT MEMBAWA MANFAAT BAGI SAUDARA, ORANG TUA,MASYARAKAT, BANGSA, NEGARA DAN AGAMA.AMIN

PILIHAN PASTI SETIAP GENERASI

DOWNLOAD

download[4]

Brosur

Brosur
brosur 2

Brosur

Brosur
Brosur 1

Pengikut

PROMOSI



Artikel

Minggu, 26 Juni 2011

PROVINSI DAN JENIS USAHA


PROVINSI BENGKULU
DUNIA USAHA KERUPUK IKAN
Propinsi Bengkulu yang terletak di pulau Sumatera menyimpan potensi yang dapat dijadikan sebagai peluang usaha, khususnya di bidang kewirausahaan dan industri. Serta di Bengkulu ini merupakan propinsi yang masih berkembang, dimana pemerintahan dan para masyarakatnya masih giat-giatnya dalam pembangunan. Untuk itu kewirausahaan di bidang pengolahan kerupuk dalam pengembangannya sangat besar potensi yang tersedia dan belum dikelola secara optimal dan profesional. Karena diperkirakan pengusaha kerupuk ikan tuna akan banyak mendapat permintaan dari konsumen. Sehubungan dengan itu, kerupuk yang terbuat dari ikan tuna dan buah  kelapa ini ditawarkan dengan harga yang sangat terjangkau oleh konsumen.
Dalam pembuatan kerupuk ikan tuna ini tidak memerlukan modal yang cukup besar, hal ini karena bahan yang digunakan bisa diperoleh dari wilayah sekitar. Pembuatan kerupuk kelapa bukanlah hal baru lagi, akan tetapi pelaksanaannya masih sangat terbatas. Untuk daerah Bengkulu pengolahan kerupuk kelapa masih belum begitu familiar akan tetapi masyarakat tahu bahwa kelapa dapat dijadikan bahan baku dalam pembuatan kerupuk. Menurut survey masyarakat lebih menyukai kerupuk ikan dibanding kerupuk kelapa karena aroma khas ikannya namun harga dari kerupuk ikan tersebut yang mahal sehingga konsumen menjadi keberatan untuk membeli. Maka dari itu alternatif untuk menggabungkan kelapa dan ikan tuna menjadi kerupuk ikan tuna adalah pilihan tepat dikarnakan selain aroma dan rasa ikan tuna yang tetap ada, harganya  juga dapat dijangkau oleh konsumen.   
Ikan tuna dibeli dari nelayan-nelayan di Bengkulu. Pengembangan di sektor kewirausahaan ternyata semakin membuka peluang investasi di bidangnya, dikarenakan meningkatnya kebutuhan akan kerupuk ikan tuna yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Dan dilihat dari sumberdaya yang ada, maka ikan tuna dan buah kelapa akan semakin membuka peluang tambahan pemasukan bagi para usahawan dalam melaksanakan usahanya. Rencana pendirian usaha pengolahan ikan dan buah kelapa  menjadi kerupuk ikan tuna ini adalah selama 2 bulan. Lokasi usaha berada di kawasan kelurahan Kandang Limun Bengkulu yang berjarak sekitar 6 kilometer dari pusat kota. Pada usaha pengolahan ikan tuna dan buah kelapa menjadi kerupuk ikan tuna ini, struktur organisasi usaha masih cukup sederhana, dimana 1 orang sebagai ketua dan 2 orang sebagai anggota dengan pembagian tugas yang telah ditetapkan, sehingga diharapkan dengan pembagian tersebut dapat memperlancar jalannya usaha.






DUNIA USAHA IKAN SALAI
Patin marak dibudidayakan di Kab. Kampar sejak tahun 1998, dan mulai saat itu produksi patin dari Kab. Kampar semakin besar. Untuk mengatasi kelimpahan panen, beberapa pembudidaya dengan kreatif mencoba mengolah patin menjadi berbagai produk olahan salah satunya menjadi salai. Sebelum ada salai patin, masyarakat Riau telah lebih dahulu mengenal salai selais dan baung yang harganya jauh lebih mahal dari salai patin.
Menurut Firman Edy yang merangkap usaha sebagai pembudidaya sekaligus pengolah salai patin, usaha salai patin dianggapnya musibah membawa berkah. Ketika itu, patin miliknya terkena penyakit sehingga harus dipanen segera. Dari panen tersebut, ia mencoba mengolahnya menjadi salai sebanyak 100 kg dan menjualnya ke pasar. Tak disangka, hasil olahannya laku terjual. Sejak saat itu, ia giat memproduksi salai dan hingga saat ini kapasitas produksinya mencapai 4 ton per bulan. Selain Firman Edy, masih ada empat pengolah lainnya yang tergolong besar, sehingga total produksi salai patin di desanya sekitar 16-20 ton per bulan.
Salai Patin dari Kecamatan XIII Koto Kampar dipasarkan ke tiga tempat yaitu Pasar Bangkinang, Air Tiris dan Kuwok. Ketiga pasar tersebut merupakan tempat transaksi antara agen dan pengolah. Dari agen, kemudian salai patin menyebar ke Pekan Baru, Siak, Batam hingga ke Malaysia. Ada tiga jenis kualitas salai patin yaitu ukuran super (isi 20-30 ekor/kg), ukuran meja (isi 15-18 ekor/kg) dan ukuran besar (isi 3 ekor/kg). Harga jual salai patin dibedakan atas jenisnya. Untuk ukuran super dijual Rp. 45.000/kg biasanya untuk rumah makan, ukuran meja untuk dijual di pasar Rp. 43.000/kg dan ukuran besar untuk pesta Rp. 41.000/kg.
Satu kali siklus produksi membutuhkan waktu sampai dua hari satu malam. Setelah disiangi, ikan patin dicuci dan dikeringkan. Kemudian, disusun ke dalam rak pengeringan 1 hingga lemaknya hilang. Selanjutnya, dipindahkan ke rak pengeringan 2 hingga benar-benar kering. Rendemen hasil produksi salai sekitar 26-30% tergantung ukuran ikan. Semakin besar ukuran ikan yang akan disalai, penyusutannya akan semakin rendah.
Usaha salai patin tidak hanya telah membantu pembudidaya dalam menyerap hasil panen, tetapi juga menyerap tenaga kerja. Menurut Ir. Suhaimi tokoh pembudidaya patin di Kampar, kebutuhan patin untuk disalai dalam satu hari untuk satu desa saja bisa mencapai 3-4 ton per hari. “Pembudidaya sangat terbantu dalam hal pemasaran,” ucapnya. Satu orang pengolah salai patin dibantu oleh 10-12 orang karyawan yang bertugas untuk panen, menyiangi ikan, dan menyalai.




DUNIA USAHA IKAN CAKALANG
Sumberdaya pesisir dan laut NTT adalah wilayah kepulauan dengan luas daratan 47.349,9 km2, yang meliputi 566 pulau diantaranya 42 pulau yang dihuni sementara 524 pulau tidak berpenghuni. Luas perairan laut untuk NTT adalah 200.000 km2, tidak termasuk zona ekonomi eksklusif (ZEE), dengan garis pantai sepanjang 5,700 km2. Secara umum kondisi iklim NTT adalah iklim tropis dengan kisaran suhu rata-rata 26,430c – 28,850c kelembaban udaranya 62,80% - 86,37% dengan curah hujan rata-rata tahunan 1000-3500 mm sifat angin umumnya kencang, kondisi alam ini sangat berpengaruh pada kegiatan perikanan.
Untuk mengejar pendapatan ekonomi yang besar maka masyarakat sering tidak memikirkan dampak yang ditimbulkan apabila ikan-ikan yang ditangkap adalah ikan-ikan yang siap untuk memijah dalam menghasilkan anak-anak ikan cakalang yang baru dalam stok. Adanya aktivitas penangkapan ikan cakalang diluar pulau kera bisa menjadi indikasi awal bahwa populasi jenis ikan tersebut sudah mengalami penurunan.
Teluk kupang dengan luas 50.000 ha merupakan potensi sumberdaya perikanan tangkap bagi masyarakat nelayan di NTT. Jika kegiatan penangkapan ikan mengikuti aturan-aturan yang berlaku (UU no 5 tahun 1990 tentang konservasi maka Teluk Kupang dapat terhindar dari kerusakan-kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh manusia. Pada kondisi stok sumberdaya ikan yang mengalami tangkap lebih, maka penambahan armada penangkapan akan menurunkan total hasil tangkapan dan pada akhirnya menyebabkan kerugian bagi nelayan itu sendiri.
Menurut Martosubroto, menyebutkan bahwa pengelolaan konservasi kawasan secara khusus dapat memberikan kontribusi penting bagi komitmen Indonesia dalam menerapkan aturan-aturan, kode etik penangkapan ikan yang bertanggungjawab. Perikanan Indonesia yang bersifat open accsess, dimana semua orang dapat mendaftar untuk mendapatkan izin penangkapan ikan disaat perikanan sudah mengalami tangkap lebih, akan memberikan tenaga yang lebih besar terhadap kondisi sumberdaya perikanan.
Berdasarkan kondisi inilah maka penting sekali bagi semua pihak yang memiliki kepentingan untuk memanfaatkan dan mengelola sumberdaya perikanan tersebut harus mempunyai informasi tentang musim penangkapan yang tepat untuk ikan target tertentu, dengan demikian penelitian tentang analisa fekunditas ikan cakalang (Catsuwonus pelamis sp) yang tertangkap disekitar perairan teluk kupang sangat penting untuk diamati. Pengetahuan mengenai fekunditas merupakan salahsatu aspek yang memegang peranan penting dalam biologi perikanan karena dengan mengetahui fekunditas ikan maka kita dapat mengetahui suatu dinamika populasi, produksi individu ikan (rekruitmen) efendie(1997)


















Ternak Ayam Potong (Pedaging)
z.jpg

Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia.

Ayam telah dikembangkan sangat pesat disetiap negara. Di Indonesia usaha ternak ayam pedaging juga sudah dijumpai hampir disetiap propinsi

Ternak Ayam Petelur

x.jpg

Ayam telah dikembangkan sangat pesat di setiapa negara. Sentra peternakan ayam petelur sudah dijumpai di seluruh pelosok Indonesia terutama ada di Pulau Jawa dan Sumatera, tetapi peternakan ayam telah menyebar di Asia dan Afrika serta sebagian Eropa.




Jenis ayam petelur dibagi menjadi dua tipe:

A. Tipe Ayam Petelur Ringan.

B. Tipe Ayam Petelur Medium.

Manfaat : Ayam-ayam petelur unggul yang ada sangat baik dipakai sebagai plasma nutfah untuk menghasilkan bibit yang bermutu. Hasil kotoran dan limbah dari pemotongan ayam petelur merupakan hasil samping yang dapat diolah menjadi pupuk kandang, kompos atau sumber energi (biogas). Sedangkan seperti usus dan jeroan ayam dapat dijadikan sebagai pakan ternak unggas setelah dikeringkan. Selain itu ayam dimanfaatkan juga dalam upacara keagamaan.
PROVINSI JAWA BARATBANDUNG
Usaha Ternak Ternak Ikan Lele

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPDOmtbu-Rl6o6jhou_cbUNfSHWuayFy7W8vxfVgHD8trMkJ0d2P_BxP4SfWN05J8ARmqm_4aXlbpBWFXa3fDpkFJLsIaiM2vSpdIDPZIwtfthXLV4M22XuF6zZM2I9eb4KAvt2cSoZrKe/s320/lele.jpg

Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin. Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish.

Di Indonesia ada 6 (enam) jenis ikan lele yang dapat dikembangkan :
1. Clarias batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (Sumatera Barat), ikan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan).
2. Clarias teysmani, dikenal sebagai lele Kembang (Jawa Barat), Kalang putih (Padang).
3. Clarias melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan), wais (Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat).
4. Clarias nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera Barat), kaleh (Kalimantan Selatan).
5. Clarias loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat), ikan penang (Kalimantan Timur).
6. Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele Dumbo (Lele Domba), King cat fish, berasal dari Afrika. (migroplus.com)

Peluang usaha budi daya ikan lele merupakan salah satu peluang usaha yang cukup diperhitungkan saat ini. Apabila kita perhatikan banyak terdapat penjual pecel lele yang memerlukan pasokan ikan lele setiap harinya, hal inilah yang membuat permintaan ikan tersebut menjadi semakin tinggi di pasaran dan membuka potensi peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Ternak ikan lele relatif lebih mudah apabila dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya seperti ikan mas atau mujair karena lebih tahan terhadap penyakit maupun kondisi lingkungan. Berikut ini adalah gambaran secara umum tentang cara budidaya ikan lele

NUSA TENGGARA BARAT –MATARAM

Usaha Ternak Sapi
sapi.jpg

Sapi adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% (45-55%) kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit. Sapi berasal dari famili Bovidae. seperti halnya bison, banteng, kerbau (Bubalus), kerbau Afrika (Syncherus), dan anoa.

Domestikasi sapi mulai dilakukan sekitar 400 tahun SM. Sapi diperkirakan berasal dari Asia Tengah, kemudian menyebar ke Eropa, Afrika dan seluruh wilayah Asia. Menjelang akhir abad ke-19, sapi Ongole dari India dimasukkan ke pulau Sumba dan sejak saat itu pulau tersebut dijadikan tempat pembiakan sapi Ongole murni.

Pada tahun 1957 telah dilakukan perbaikan mutu genetik sapi Madura dengan jalan menyilangkannya dengan sapi Red Deen. Persilangan lain yaitu antara sapi lokal (peranakan Ongole) dengan sapi perah Frisian Holstein di Grati guna diperoleh sapi perah jenis baru yang sesuai dengan iklim dan kondisi di Indonesia.

Peternakan sapi menghasilkan daging sebagai sumber protein, susu, kulit yang dimanfaatkan untuk industri dan pupuk kandang sebagai salah satu sumber organik lahan pertanian.

Usaha Ternak kambing
kambing.jpg

Ternak kambing sudah lama diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai usaha sampingan atau tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (baik daging, susu, kotoran maupun kulitnya) relatif mudah. Meskipun secara tradisional telah memberikan hasil yang lumayan, jika pemeliharaannya ditingkatkan (menjadi semi intensif atau intensif), pertambahan berat badannya dapat mencapai 50 - 150 gram per hari. Ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan dalam usaha ternak kambing, yaitu: bibit, makanan, dan tata laksana.

Populasi kambing di Indonesia cukup tinggi tetapi data mengenai bangsa kambing perah di Indonesia tidak ada, karena data tersebut masih secara umum dan tidak dikelompokkan menurut tipe kambing perah maupun kambing potong. Pengembangan produksi susu merupakan upaya yang bertujuan meningkatkan dan memanfaatkan potensi yang ada di dalam negeri sehingga terjadi peningkatan produksi susu. Peningkatan produksi susu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, mengurangi impor dan sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan.

Kambing menjadi pilihan alternatif usahaternak dengan mempertimbangkan keunggulan yang dimiliki ternak tersebut. Beberapa keuntungan dalam memelihara ternak kambing adalah sebagai berikut (Sudono, 2002) :
Kebutuhan lahan untuk memelihara ternak kambing tidak terlalu luas.

Kambing memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap berbagai lingkungan, sehingga mudah dipelihara dan dikembangkan baik di dataran tinggi maupun dataran rendah bahkan di daerah kering dengan sumber makanan kasar sekalipun.

Kambing memiliki perkembangbiakan yang cepat. Umur 1,5 tahun sudah mulai beranak dan dalam dua tahun dapat beranak tiga kali. Setiap kali beranak dapat melahirkan dua ekor.

Selain daging dan susu, kambing dapat diambil kulitnya untuk kebutuhan industri, Limbah kotoran kambing dapat digunakan sebagai pupuk pertanian.

Kambing merupakan sumber uang tunai yang sewaktu-waktu lebih mudah dijual, susu kambing mengandung kadar protein dan lemak yang lebih tinggi daripada susu sapi.

Investasi yang dibutuhkan untuk memelihara ternak kambing lebih kecil daripada ternak besar seperti sapi perah.

Usaha Ternak Bebek  Peking
bebek.jpg

Itik / Bebek yang banyak dipelihara masyarakat Indonesia saat ini merupakan Itik / Bebek pendatang yang sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan alam Indonesia, maka disebut Itik / Bebek lokal Indonesia. Pada tahun 1998, populasi Itik / Bebek di Indonesia mengalami penurunan karena sebagian peternak tidak mampu membeli pakan ternak akibat krisis moneter akhir tahun 1997, namun meningkat kembali pada tahun 1999 sehingga pada tahun 2001 populasinya 29.905.705 ekor (Deptan, 2001).


Sentra-sentra populasi Itik / Bebek di Indonesia terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Nanggroe Aceh Darussalam, Kalimantan Selatan dan Jawa Timur. Pada daerah tersebut terbentuk kelompok-kelompok tani yang melakukan pengembangan dan pembibitan.

Pada umumnya Itik / Bebek-Itik / Bebek tersebut sebagai penghasil telur dan sudah tidak mempunyai sifat mengeram. Tampaknya dari jenis-jenis Itik / Bebek di atas, Itik / Bebek Mojosari dan Alabio yang lebih unggul. Hal ini terbukti bahwa kedua jenis Itik / Bebek lokal tersebut pada saat ini dijadikan sebagai bahan Itik / Bebek unggul di Indonesia (Itik / Bebek MA).

Itik / Bebek lokal Indonesia pada umumnya dipelihara sebagai penghasil telur. Sumbangan telurnya menduduki urutan kedua setelah telur ayam ras (Deptan, 2001). Sampai saat ini pemanfaatannya masih terbatas pada pembuatan telur asin.

Hasil budidaya ternak Itik / Bebek petelur terdiri atas hasil utama, sampingan dan limbah. Hasil utama berupa telur, hasil sampingan berupa Itik / Bebek afkir dan bulu dan limbah berupa feses. Produksi telur Itik / Bebek pada tahun 1998 dan 1999 mengalami penurunan masing-masing sebesar 13.6 dan 15.2%, sedangkan setelah tahun 1999 produksi telur Itik / Bebek terus meningkat dengan pertumbuhan rata-rata 15% per tahun (Deptan , 2001) dengan kontribusi antara 18 – 33% dari total produksi telur.






USAHA MEMBUAT GULA MERAH
        Alat yang akan di gunakan dalam membuat gula merah ala jladri,diantranya seperti..:

1.Wajan (Tempat untuk memasak gula merah)

2.Kebuk (Alat yang terbuat dari kayu untuk mengaduk gula merah)

3.Etok etok (Alat yang terbuat dari batok kelapa untuk menuangkan gula yang sudah matang,tapi belum kering ke dalam cetakan gula merah)

4.Papan cetakan (Untuk mencetak gula merah)

5.Plastik (Untuk melapisi catekan supaya tidak nempel ke cetakan)

6.Saringan (Untuk menyaring sajeng/nira yang akan di masak)

7.Kayu bakar (Untuk emasak)

8.Air sajeng/nira (Bahan baku gula merah)

9.Pawon (Tempat untuk meletakan wajan dan nyalanya api)

10.Semengka (Proses sajeng/nira muali matang dan jadi gula)

11.Kitit (Proses mengentalkan sajeng/nira yang sudah matang)


Semua peralatan dan istilah istilah sudah di mengerti dan sudah tersedia,semua peralatan dan bahan sekarang baru mulai proses membuat gula merh ala jladri.

1.Nyalakan dulu kayubakar,kalo sudah nyala diamkan saja dulu.

2.Letakan wajan di atas pawon,lalu,

3.Persiapkan sajeng/nira untuk di masukan ke dalam wajan dan jangan lupa di saring terlebih dahulu.

4.Sajeng/nira di masak sampai mendidih dan sampai semengka.

5.Setelah semengka bahan gula merah itu di kasih ampas kelapa,kalo tidak ada ampas boleh di kasih minyak goreng sedikit.gunanya untuk membantu mempercepat pengentalan sajeng/nira.

6.Selama sajeng/nira itu semengka,harus di aduk terus menerus sampai sajeng itu matang.sajeng yang sudah matang dan bisa di turunkan dari pawon ciri cirinya :

a.Gelembung gelembung sajeng mulai sedikit/jarang.

b.Warna sajeng kuning ke coklat coklatan

c.Sajeng sudah mulai kekel/kental

7. Setelah sajeng itu matang,di aduk terus dan di kitit,sambil di kitit tepi wajan di kasih gula pasir sedikit,gunanya untuk tular supaya gulanya cepat kering.

8.Setelah itu baru gula itu di cetak menggunakan cetakan,cetakan ini biasanya ada yang menggunakan potongan bambu yang kecil lubangnya sesuai kinginan,ada juga yang menggunakan papan yang di bikin cowakan cowakan seperti mangkok,tapi kalo yang ini harus di dasari dengan plasti supaya dalam pengambilan waktu gula sudah kering mudah.

9.Setelah gula sudah di cetak di diamkan beberapa menit,kalo gula itu sudah keras baru gula itu di lepas dari cetakan.

10.Proses pendinginan,sebelum gula merah di simpan terlebih dahulu gula merah itu di dinginkan,supaya dalam penyimpanan tidak leleh/lembek.

Proses pembuatan gula merah ala jladri sudah selesai






Tidak ada komentar:

Posting Komentar