USAHA
|
PROVINSI
|
KABUPATEN
|
||||||||||
Industri Pengolahan Dan Pengawetan
Ikan Dan Biota Perairan Lainnya.
Di Indonesia, tingkat konsumsi ikan
mengalami peningkatan mulai dari 19,98 kg/kapita/tahun (1998) menjadi 21,78
kg/kapita/tahun (2001). Konsumsi ikan pada masa mendatang akan terus
meningkat seiring dengan peningkatan kesejahteraan dan kesadaran masyarakat
akan arti penting nilai gizi produk perikanan bagi kesehatan dan perkembangan
otak. Para ahli gizi merekomendasikan bahwa konsumsi ikan sebaiknya bisa
mencapai 25,55 kg/kapita/tahun (Dahuri, R, 2002). Tidak hanya untuk konsumsi
domestik saja, masyarakat di manca negara juga memiliki tingkat konsumsi yang
relatif tinggi untuk komoditi ikan ini. Bahkan di beberapa negara maju
seperti Jepang tingkat konsumsi ikan dapat mencapai 110 kg per kapita per
tahun.
Karakteristik konsumsi
ikan menurut Food and Agriculture Organization (FAO) tahun 1999
mencapai 16,3 kg per kapita per tahun yang merupakan peningkatan sekitar 70 %
dari tahun 1961–1963. Tingkat konsumsi ini tentu saja akan terus meningkat
seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perekonomian dunia. Dengan
mengkonsumsi ikan dapat mengurangi resiko dari berbagai penyakit terutama
penyumbatan pembuluh darah (arteriosclerosis), meningkatkan
kecerdasan otak, karena produk perikanan merupakan sumber asam lemak tak
jenuh omega-3, taurin, dan lain sebagainya khususnya untuk jenis ikan seperti
lemuru, tuna, dan tongkol (Agustini, TW, dkk. 2005).
Menurut Murdjijo
(1996), potensi hasil laut Indonesia, khususnya perikanan cukup besar,
diperkirakan mencapai 6,7 juta ton per tahun terdiri dari 4,4 juta ton di
perairan Nusantara dan 2,3 juta ton di Zona Ekonomi Ekskusif Indonesia
(ZEEI). Untuk memberikan nilai tambah terhadap hasil perikanan, mengingat
ikan mudah busuk, perlu dibuat alternatif pengolahan atau pengawetan guna
memperpanjang masa simpan dan distribusinya. Hal tersebut dapat dilakukan
melalui proses pembekuan, pengalengan, pengasinan, pemindangan, atau
pengasapan. Industri Kecil Menengah umumnya melakukan pengolahan dan
pengawetan secara tradisional yakni dengan pembuatan ikan asin/ikan kering,
ikan pindang produk fermentasi (terasi dan peda) dan ikan asap. Disamping
cara pembuatannya mudah peralatannya pun sederhana. Lubis (1987) mengatakan
ikan sebagai bahan pangan mempunyai nilai gizi yang tinggi dengan kandungan
mineral, vitamin, lemak tak jenuh dan protein yang tersusun dalam asam-asam
amino esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tubuh dan kecerdasan
manusia.
|
Jawa
Tengah
|
KENDAL,
|
||||||||||
Jawa
Timur
|
BANYUWANGI,
KOTA SURABAYA,
|
|||||||||||
Secara
harfiah, franchise (waralaba) berasal dari bahasa Perancis yang berarti
kebebasan untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Menurut
Asosiasi Franchise Indonesia, waralaba didefinisikan sebagai “suatu sistem
pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek
(franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk
melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang
telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area
tertentu”. PP No.16/1997 mendefinisikan waralaba sebagai “perikatan dalam
rangka penyediaan dan/atau penjualan barang dan atau jasa, dimana salah satu
pihak (penerima waralaba) diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau
menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha
yang dimiliki pihak lain (pemberi waralaba) dengan suatu imbalan berdasarkan
persyaratan yang ditetapkan pihak lain (pemberi waralaba)1”.
Definisi sebagaimana PP No. 16 Tahun 1997 tersebut disempurnakan oleh Peraturan Pemerintah RI Nomor 42 Tahun 2007 yang mendefinisikan waralaba sebagai “hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba”. Suatu sistem bisnis waralaba melibatkan dua pihak yaitu franchisor dan Franchisee. Franchisor adalah “wirausaha sukses pemilik produk, jasa atau sistem operasi yang khas dengan merek tertentu, yang biasanya telah dipatenkan”. Sementara Franchisee adalah “perorangan dan atau pengusaha lain yang dipilih oleh franchisor atau yang disetujui permohonannya untuk menjadi Franchisee oleh pihak franchisor untuk menjalankan usaha dengan menggunakan nama dagang,merek atau sistem usaha miliknya, dengan syarat imbalan kepada franchisor berupa uang dalam jumlah tertentu pada awal kerjasama dijalankan dan atau pada jangka waktu tertentu |
Dki
jakarta
|
|||||||||||
Industri Pengasapan Ikan Dan Biota
Perairan Lainnya
Indonesia memiliki
sumberdaya perikanan yang sangat besar dan diperkirakan potensi lestari
perikanan Indonesia mencapai 6,7 juta ton/tahun. Potensi tersebut belum
seluruhnya dapat dimanfaatkan secara optimal. Bahkan untuk sumber perikanan
laut baru dimanfaatkan sekitar 59% dari total kekayaan yang ada dan ini
membuktikan bahwa pengembangan perikanan ke arah industri memiliki peluang
yang cukup menjanjikan.
Pemanfaatan total
produksi perikanan di Indonesia sebagian besar dikonsumsi dalam bentuk segar
(43,1%), beku (30,4%), pengalengan (13,7%) dan dalam bentuk olahan lain
(12,8%). Pemanfaatan dalam bentuk olahan ini dapat berupa ikan asin, ikan
asap, ikan pindang, produk fermentasi (petis, terasi, peda dll.). Pengasapan
ikan sampai saat ini masih belum mendapatkan perhatian yang cukup dari
industri perikanan padahal pengembangan produk ikan asap mempunyai prospek
yang cukup bagus di masa mendatang. Mengingat bahwa di beberapa negara maju,
tingkat konsumsi produk ikan asap cukup bagus. Oleh karena itu upaya
meningkatkan produksi dan kualitas bagi ikan asap di Indonesia mendesak untuk
dilakukan.
|
Riau
|
KAMPAR,
|
||||||||||
Jawa
Timur
|
JEMBER,
|
|||||||||||
Industri Pemindangan Ikan Dan
Biota Perairan Lainnya
kan termasuk jenis makanan yang rentan terhadap kerusakan
(pembusukan), apabila dibiarkan cukup lama akan mengalami perubahan akibat
pengaruh fisik, kimiawi dan mikrobiologi. Oleh karena itu, ikan yang sudah
ditangkap harus segera mendapat proses pengolahan, di antaranya melalui
pengawetan. Salah satu proses pengawetan terhadap ikan ini adalah melalui
pemindangan. Wahyuni (2002) menyebutkan bahwa dengan semakin meningkatnya
produksi ikan, maka diperlukan suatu penanganan pasca panen yang cepat yakni
melalui pengawetan yang memadai agar nilai kenaikan produksi tidak sia-sia.
Pengawetan ini diperlukan untuk memperpanjang masa simpan ikan terutama di
saat-saat musim ikan melimpah. Penyusunan pola pembiayaan pemindangan ikan
ini didasarkan pada informasi yang didapatkan dari survey lapangan terhadap
pengusaha pemindangan ikan di beberapa daerah di Indonesia. Daerah yang
disurvey adalah Kabupaten Pati, khususnya di daerah Juwana. Berdasarkan
informasi yang diperoleh di lapangan, dapat disimpulkan bahwa pola usaha pemindangan
ikan ini terbagi menjadi 2 (dua). Pertama,
pengusaha pemindangan ikan yang melakukan seluruh kegiatan produksi termasuk
penangkapan ikan. Kedua
adalah pengusaha pemindangan ikan yang tidak melakukan penangkapan ikan,
namun bahan baku atau ikan yang akan dipindang dibeli dari pedagang
pengumpul. Dalam penyusunan pola pembiayaan pemindangan ikan ini, pola usaha
yang dijadikan sampel adalah pola usaha kedua.
|
Jawa
Timur
|
JEMBER,
|
||||||||||
Industri Minyak Kasar (Minyak
Makan) Dari Nabati Dan Hewani
Minyak
atsiri atau yang disebut juga dengan essential oils, etherial oils, atau
volatile oils adalah salah satu komoditi yang memiliki potensi besar di Indonesia.
Minyak atsiri adalah ekstrak alami dari jenis tumbuhan tertentu, baik berasal
dari daun, bunga, kayu, biji-bijian bahkan putik bunga. Setidaknya ada 70
jenis minyak atsiri yang selama ini diperdagangkan di pasar internasional dan
40 jenis di antaranya dapat diproduksi di Indonesia (Lutony, Rahmayati,
2000). Meskipun banyak jenis minyak atsiri yang bisa diproduksi di Indonesia,
baru sebagian kecil jenis minyak atsiri yang telah diusahakan di Indonesia.
Peluang
pasar komoditi minyak atsiri ini masih terbuka luas baik di dalam maupun luar
negeri. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa hanya sebagian kecil
jenis minyak atsiri yang telah diproduksi di Indonesia. Permintaan minyak
atsiri ini pun diperkirakan terus meningkat dengan bertambahnya populasi
penduduk dunia.
Kegunaan
minyak atsiri sangat banyak, tergantung dari jenis tumbuhan yang diambil
hasil sulingnya. Minyak atsiri ini digunakan sebagai bahan baku minyak wangi,
komestik dan obat-obatan. Minyak atsiri juga digunakan sebagai kandungan
dalam bumbu maupun pewangi (flavour and fragrance ingredients). Industri
komestik dan minyak wangi menggunakan minyak atsiri sebagai bahan pembuatan
sabun, pasta gigi, samphoo, lotion dan parfum. Industri makanan menggunakan
minyak atsiri sebagai penyedap atau penambah cita rasa. Industri farmasi
menggunakannya sebagai obat anti nyeri, anti infeksi, pembunuh bakteri.
Fungsi minyak atsiri sebagai wewangian juga digunakan untuk menutupi bau tak
sedap bahan-bahan lain seperti obat pembasmi serangga yang diperlukan oleh
industri bahan pengawet dan bahan insektisida.
|
Riau
|
KAMPAR,
|
||||||||||
Industri
Minyak Goreng Dari Minyak Kelapa
Pada
masa krisis ekonomi 1997, salah satu produk yang sangat langka di pasar
sehingga harganya melambung tinggi adalah minyak goreng. Sebagian besar
minyak goreng yang beredar di Indonesia adalah minyak goreng yang berasal
dari minyak mentah kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan kelapa (crude
coconut oil CCO). Tidak mengherankan jika harga komoditas minyak goreng
selalu dipantau dan dikelola oleh pemerintah.
Minyak kelapa berasal dari produk pertanian yaitu kelapa. Luas perkebunan kelapa di Indonesia ternyata sebagian besar adalah perkebunan rakyat. Pada tahun 2000, areal tanaman kelapa di Indonesia tercatat seluas 3,697 juta ha, didominasi oleh perkebunan rakyat (96,6%) dan oleh perusahaan perkebunan besar (3,4%). |
Sulawesi
Selatan
|
WAJO,
|
||||||||||
Sulawesi
Tenggara
|
KOLAKA
UTARA,
|
|||||||||||
Maluku
Utara
|
HALMAHERA
BARAT,
|
|||||||||||
Tanaman
jambu mete (Anacardium occidentale Linn) berasal dari Brasil dan termasuk
dalam familia Anacardiaceae yang meliputi 60 genus dan 400 spesies baik dalam
bentuk pohon maupun perdu. Tanaman jambu mete disebut juga acajou atau
anacardier (Perancis), cashew (Inggris), kajus atau jambo nirung (Malaysia),
kasoy atau kachui (Filiphina), caju atau mudiri (India) dan ya-koi atau
ya-ruang (Thailand). Di Indonesia jambu mete memiliki nama yang berbeda di
banyak daerah, yaitu jambu mete (Jawa), jambu mede (sunda), jambu monyet
(Jawa dan Sumatera), jambu jipang atau jambu dwipa (Bali), jambu siki, jambu
erang atau gaju (Sumatera) dan boa frangsi (Maluku).
Di Indonesia, sektor pertanian
termasuk perkebunan masih memegang peranan cukup strategis dalam pertumbuhan
Produk Domestik Bruto (PDB). Selama sepuluh tahun terakhir, peranan sektor
pertanian terhadap PDB menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik, yaitu
rata-rata 4% per tahun. Sektor pertanian diharapkan mampu menyediakan
lapangan kerja, menyediakan bahan baku bagi industri hasil pertanian dan
meningkatkan perolehan devisa negara dengan jalan meningkatkan volume dan
nilai ekspor hasil pertanian.
|
MALUKU
|
|||||||||||
Industri Minyak Goreng Dari Minyak
Kelapa Sawit
Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah Hindia
Belanda pada tahun 1848. Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor,
sementara sisa benihnya ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera Utara pada
tahun 1870-an. Pada saat yang bersamaan meningkatlah permintaan minyak nabati akibat Revolusi Industri
pertengahan abad ke-19.
Dari sini kemudian muncul ide membuat perkebunan kelapa sawit berdasarkan
tumbuhan seleksi dari Bogor dan Deli, maka dikenallah jenis sawit "Deli
Dura".
Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan
secara komersial dengan perintisnya di Hindia Belanda adalah Adrien Hallet, seorang
Belgia, yang lalu diikuti
oleh K. Schadt. Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur
Sumatera (Deli) dan Aceh.
Luas areal perkebunan mencapai 5.123 ha. Pusat
pemuliaan dan penangkaran kemudian didirikan di Marihat (terkenal sebagai AVROS), Sumatera Utara dan di Rantau Panjang, Kuala Selangor, Malaya pada
1911-1912. Di Malaya, perkebunan pertama dibuka pada tahun 1917 di Ladang
Tenmaran, Kuala Selangor
menggunakan benih dura Deli dari Rantau Panjang. Di Afrika Barat sendiri
penanaman kelapa sawit besar-besaran baru dimulai tahun 1911
|
Nanggroe
Aceh Darussalam
|
ACEH
SINGKIL,
|
||||||||||
Industri Penggilingan Padi Dan Penyosohan
Beras
Usaha
tani padi di lahan sawah pasang surut memerlukan teknik budi daya tersendiri,
karena keadaan tanah dan lingkungannya tidak serupa dengan lahan sawah
irigasi. Kesalahan budi daya dapat menyebabkan gagalnya panen dan dapat pula
merusak tanah dan lingkungan. Berdasarkan tipe luapan air, padi sawah dapat
dibudidayakan pada lahan bertipe luapan air A, B, atauC yang telah menjadi
sawah tadah hujan. Lahan yang bertipe luapan air A adalah lahan yang selalu
terluapi air, baik pada saat pasang besar maupun kecil. Tipe B hanya terluapi
air pada saat pasang besar saja. Sedangkan lahan tipe C lahan tidak terluapi
air pasang, namun air tanahnya dangkal.Lahan pasang surut juga dapat ditanami
padi gogo, tetapi teknik budi dayanya berbeda dengan padi sawah.Dalam buku ini
hanya diuraikan tentang teknik budi daya padi sawah di lahan pasang surut
|
Nanggroe
Aceh Darussalam
|
NAGAN
RAYA, ACEH BARAT, ACEH TAMIANG,
|
||||||||||
BUDIDAYABAWANG
MERAH
Bawang merah atau Brambang (Allium
ascalonicum L.) adalah nama tanaman dari familia Alliaceae dan nama dari umbi yang dihasilkan. Umbi dari
tanaman bawang merah merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia.
Bawang
merah adalah tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis. Tanaman
mempunyai akar
serabut,
dengan daun berbentuk silinder berongga.
Umbi terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang
berubah bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk umbi berlapis. Umbi bawang
merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang membesar dan bersatu. Umbi
bawang merah bukan merupakan umbi sejati seperti kentang atau talas.
|
SUMATERA UTARA
|
|||||||||||
Industri Pengupasan Dan
Pembersihan Kopi
Pembangunan
pertanian yang berbasis agribisnis dalam pengembangannya memerlukan keterpaduan
unsur-unsur sub sistem, mulai dari penyediaan input produksi, budidaya,
sampai ke pemasaran hasil. Keterpaduan tersebut memungkinkan terbentuknya
suatu kemitraan usaha yang ideal antara usaha besar (inti) dengan petani
(plasma).
Sektor usaha perkebunan di
Indonesia telah tumbuh dan berkembang melalui usaha perkebunan rakyat,
perkebunan besar milik pemerintah dan milik swasta nasional atau asing.
Perkebunan rakyat bercirikan usaha skala kecil, pengelolaan secara
tradisional, produktivitas rendah dan tidak mempunyai kekuatan menghadapi
pasar. Di lain pihak, perkebunan besar yang memiliki skala usaha yang besar,
mengelola usahanya secara modern dengan teknologi tinggi, sehingga
produktivitasnya tinggi dan mempunyai kekuatan untuk menghadapi pasar. Kesenjangan
tersebut dapat diperkecil dengan melakukan kemitraan antara perkebunan besar
dengan perkebunan rakyat. Salah satu komoditas perkebunan yang dapat
dikembangkan melalui kemitraan usaha tersebut adalah kopi.
Tanaman kopi sudah lama
dibudidayakan baik oleh rakyat maupun perkebunan besar. Luas lahan perkebunan
kopi di Indonesia cenderung berkurang. Jika pada tahun 1992 luas lahan
1.333.898 ha, maka pada tahun 1997, berkurang 154.055 ha menjadi 1.179.843
ha. Namun demikian, produksinya meningkat dari 463.930 ton pada tahun 1992
menjadi 485.889 ton pada tahun 1997. Pada tahun 1992 ekspor kopi Indonesia
mencapai 259.349 ton atau 59% dari total produksi dan nilai yang didapatkan
adalah US$ 236.775.000. Sedangkan volume ekspor sampai dengan September 1997
mencapai 372.958 ton atau 77% dari total produksi dengan nilai US$ 577.914.
Peningkatan persentase volume kopi yang di ekspor ini cenderung meningkatkan
dengan harga kopi pasaran dunia yang dinilai dengan US$. Hal ini juga
menyebabkan harga kopi arabika di beberapa daerah meningkat dari Rp.
15.000/kg pada bulan Desember 1997 menjadi Rp. 31.000/kg pada minggu I bulan
Agustus 1998. Hal ini juga terjadi pada kopi robusta, walaupun peningkatannya
tidak sebesar kopi arabika, yaitu dari Rp. 5.250 pada bulan Desember 1997
menjadi Rp. 22.000/kg pada minggu I bulan Agustus 1998. Harga kopi robusta
tersebut adalah harga untuk kualitas I.
BUDI
DAYA CENGKEH
Cengkeh (Syzygium aromaticum, (Linn.) Merr.) Sinonim : Syzygium
Perry. Eugenia caryophyllata, Thumberg. E.caryophyllus, Sprengel.
Caryophyllus aromaticus, Linn. Jambos carryhophyllus, Spreng. Familia :
Myrtaceae
Uraian : Cengkeh (Syzygium aromaticum)
termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan
berkayu keras, cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan
tahun , tingginya dapat mencapai 20 -30 meter dan cabang-cabangnya cukup
lebat. Cabang-cabang dari tumbuhan cengkeh tersebut pada umumnya panjang dan
dipenuhi oleh ranting-ranting kecil yang mudah patah . Mahkota atau juga
lazim disebut tajuk pohon cengkeh berbentuk kerucut .
Daun cengkeh berwarna hijau berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian ujung dan panggkalnya menyudut, rata-rata mempunyai ukuran lebar berkisar 2-3 cm dan panjang daun tanpa tangkai berkisar 7,5 -12,5 cm. Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun dengan tangkai pendekserta bertandan. Pada saat masih muda bunga cengkeh berwarna keungu-unguan , kemudian berubah menjadi kuning kehijau-hijauan dan berubah lagi menjadi merah muda apabila sudah tua. Sedang bunga cengkeh keringakan berwarna coklat kehitaman dan berasa pedas sebab mengandung minyak atsiri. Umumnya cengkeh pertama kali berbuah pada umur 4-7 tahun. Tumbuhan cengkeh akan tumbuh dengan baik apabila cukup air dan mendapat sinar matahari langsung. Di Indonesia , Cengkeh cocok ditanam baik di daerah daratan rendah dekat pantai maupun di pegunungan pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut. Nama Lokal : Clove (Inggris), Cengkeh (Indonesia, Jawa, Sunda), ; Wunga Lawang (Bali), Cangkih (Lampung), Sake (Nias); Bungeu lawang (Gayo), Cengke (Bugis), Sinke (Flores); Canke (Ujung Pandang), Gomode (Halmahera, Tidore); Komposisi : Bunga cengkeh (Syzygium aromaticum) selain mengandung minyak atsiri, juga mengandung senyawa kimia yang disebut eugenol, asam oleanolat, asam galotanat, fenilin, karyofilin, resin dan gom. |
Nanggroe
Aceh Darussalam
SULAWESI
UTARA
|
BENER
MERIAH,
|
||||||||||
BUDI
DAYA ENAU
Enau atau aren (Arenga pinnata, suku Arecaceae) adalah palma
yang terpenting setelah kelapa
(nyiur) karena merupakan tanaman serba guna. Tumbuhan ini dikenal dengan
pelbagai nama seperti nau, hanau, peluluk, biluluk,
kabung, juk atau ijuk (aneka nama lokal di Sumatra dan Semenanjung Malaya);
kawung, taren (Sd.);
akol, akel, akere, inru, indu
(bahasa-bahasa di Sulawesi);
moka, moke, tuwa, tuwak (di Nusa
Tenggara), dan lain-lain. [1]
Bangsa Belanda
mengenalnya sebagai arenpalm atau zuikerpalm dan bangsa Jerman menyebutnya zuckerpalme.
Dalam bahasa Inggris
disebut sugar palm atau Gomuti palm.
Aren adalah tumbuhan yang dilindungi oleh undang-undang.
Palma yang besar dan tinggi, dapat mencapai 25 m. Berdiameter
hingga 65 cm,
batang pokoknya kukuh dan pada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna
hitam yang dikenal sebagai ijuk, injuk, juk atau duk.
Ijuk sebenarnya adalah bagian dari pelepah daun yang
menyelubungi batang.
Daunnya
majemuk menyirip, seperti daun kelapa,
panjang hingga 5 m dengan tangkai daun hingga 1,5 m. Anak daun seperti pita
bergelombang, hingga 7 x 145 cm, berwarna hijau gelap di atas dan keputih-putihan
oleh karena lapisan lilin di
sisi bawahnya.
Berumah satu, bunga-bunga
jantan terpisah dari bunga-bunga betina dalam tongkol yang berbeda yang
muncul di ketiak daun; panjang tongkol hingga 2,5 m. Buah buni bentuk bulat
peluru, dengan diameter
sekitar 4 cm, beruang tiga dan berbiji tiga, [2]
tersusun dalam untaian seperti rantai. Setiap tandan mempunyai 10 tangkai atau
lebih, dan setiap tangkai memiliki lebih kurang 50 butir buah berwarna hijau sampai coklat kekuningan.
Buah ini tidak dapat dimakan langsung karena getahnya sangat gatal.
|
KALIMANTAN
TENGAH
|
|||||||||||
BUDI DAYA KARET
Karet adalah salah satu jenis
pohon yang dianjurkan dalam pembangunan HTI untuk memproduksi pokok kayu dan
hasil sampingan lateks. Karet mulai dikenal di Indonesia sejak zaman kolonial
Belanda. Tanaman asal Brasil ini termasuk genus Hevea, famili Euphorbiaceae.
Sampai sekarang ada tiga spesies karet yang umum dibudidayakan yaitu Hevea
brasiliensis, H. spruceana dan H. puciflora. Dari ketiga jenis tersebut yang
dianjurkan untuk HTI adalah Hevea brasiliensis.
Daerah penyebaran tanaman karet mencapai luasan antara 15°LU-10°LS. Ketinggian tempat yang sesuai untuk tanaman ini yaitu 1-600 m dpl. Curah hujan yang diinginkan berkisar antara 2 000-2 500 mm/tahun. Daur panen untuk kebutuhan bahan pulp sekitar 25 tahun. Karet cukup baik dikembangankan di daerah lahan kering beriklim basah. Tanaman karet memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan komoditas lainnya, yaitu: (1) dapat tumbuh pada berbagai kondisi dan jenis lahan, serta masih mampu dipanen hasilnya meskipun pada tanah yang tidak subur, (2) mampu membentuk ekologi hutan, yang pada umumnya terdapat pada daerah lahan kering beriklim basah, sehingga karet cukup baik untuk menanggulangi lahan kritis, (3) dapat memberikan pendapatan harian bagi petani yang mengusahakannya, dan (4) memiliki prospek harga yang cukup baik, karena kebutuhan karet dunia semakin meningkat setelah China membuka pasar baru bagi karet Indonesia.
Inovasi teknologi tanaman
pangan sebagai tanaman sela pada masa tanaman karet belum menghasilkan (TBM)
dapat diterapkan. Pola tanam tanaman pangan disesuaikan dengan kondisi iklim
atau curah hujan, yaitu padi + jagung – kedelai atau kacang tanah – kacang
tunggak atau kacang uci. Tanaman pangan ditanam berjarak 1 m dari barisan
karet, sedangkan tanaman karet ditanam dengan jarak 6 m x 3 m.
Manfaat inovasi ini adalah: (1) bagi perkebunan rakyat, penerapan pola tanaman sela ini akan meningkatkan intensitas pemeliharaan kebun, (2) tanaman sela ditanam pada lahan gawangan sepanjang tahun, sehingga dapat pula berfungsi sebagai tanam penutup tanah untuk mengendalikan erosi dan pertumbuhan gulma, (3) memberikan pendapatan petani pada masa TBM, dan (4) memperbaiki struktur tanah. Untuk mengoptimalkan pendapatan usaha perkebunan karet, telah ditemukan beberapa klon karet yang unggul dalam menghasilkan lateks dan kayu. |
KALIMANTAN SELATAN
|
|||||||||||
Industri Roti, Kue Kering Dan
Sejenisnya
Ditengah merosotnya perekonomian Indonesia yang
mengakibatkan banyaknya pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan di
perusahaan-perusahaan menengah dan besar, masih terdapat perusahaan yang
tetap bertahan menghadapi gelombang keterpurukan ekonomi. Salah satu jenis
usaha yang mampu bertahan adalah usaha industri roti dan kue kering yang
termasuk golongan industri makanan dari tepung serta usaha pembuatan kue
basah, yang dalam Klafikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI) termasuk golongan
industri makanan lainnya. Kedua jenis usaha tersebut termasuk subsektor
industri makanan dan minuman.
Diberbagai
kota besar di Pulau Jawa, pada umumnya perusahaan roti dan kue masih bisa
menjalan kan usahanya walaupun dengan mengurangi volume produksi; bahkan
terdapat perusahaan yang mampu mempertahankan tenaga kerjanya. Demikian pula
di bidang industri kue basah yang sebagian besar di laksanakan baik oleh
perorangan maupun kelompok yang berada dalam sentra industri masih mampu
bertahan. Sebagai contoh di Pasar Senen - Jakarta, setiap malam omset
penjualan kue basah bisa mencapai ratusan juta rupiah yang melibatkan ratusan
pedagang sentra industri kecil. Hal yang sama juga terjadi di kota-kota besar
Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang pada dasarnya menunjukkan bahwa dari usaha
ini tercipta lapangan kerja yang cukup banyak yang bergiat dalam bidang
industri dan distribusi.
|
Banten
|
SERANG,
|
||||||||||
Jawa
Timur
|
KOTA
KEDIRI,
|
|||||||||||
Sulawesi
Utara
|
KOTA
BITUNG, KOTA MANADO,
|
|||||||||||
BUDIDAYA NENAS
Asal-usul Tanaman nanas berasal dari Amerika tropis, yakni Brasil,
Argentina, dan Peru. Pada saat ini, nanas telah tersebar ke seluruh dunia,
terutama di sekitar khatulistiwa antara 300 LU dan 300 LS. Di indonesia,
tanaman nanas sangat populer dan banyak di tanam di tegalan dari dataran
rendah hingga dataran tinggi. Daerah penghasil nanas yang terkenal di
antaranya Subang, Bogor, Riau, Palembang dan Blitar. Sifat Botani Tanaman
nanas merupakan rumput yang batangnya pendek sekali. Nanas merupakan tanaman
monokotil dan bersifat merumpun (bertunas anakan). a. Daun dan cabang Daunnya
panjang sekali, berurat sejajar, dan pada tepinya tumbuh duri yang menghadap
ke atas (ke arah ujung daun). Pada beberapa varietas nanas, durinya mulai
lenyap, tetapi duri pada ujung daunnya sering masih terlihat. Daun muncul dan
terkumpul pada pangkal batang. Pada batang tumbuh tangkai bunga dan sering
pula tumbuh tunas. Tunas pada batang isebut sucker, sedangkan tunas pada
tangkai buah disebut slips. b. Bunga Tanaman nanas berbunga pada ujung batang
dan hanya sekali berbunga yang arahnya tegak ke atas. Sebenarnya bunga nanas
bersifat majemuk dan terdiri dari lebih 200 kuntum bunga yang tidak
bertangkai. Letak bunga duduk tegak lurus pada tangkai buah utama, kemudian
mengembang menjadi buah majemuk yang enak dimakan. Daun kelopak dari setiap
kuntum bunga, yang dikenal sebagai mata, masih jelas meninggalkan bekas pada
buah tersebut. Bunganya adalah bunga sempurna yang mempunyai tiga kelopak
(sepalum), tiga mahkota (petalum), enam benang sari, dan sebuah putik dengan
stigma bercabang tiga. Tanaman nanas menyerbuk silang dengan perantaraan
burung kicau/penyanyi (burung prenjak) dan lebah. Tanaman nanas sebenarnya
tidak bersifat musiman, tetapi dapat berbunga setiap saat
|
BENGKULU
|
|||||||||||
Budidaya
rumput laut yang pada umumnya dapat dilakukan oleh para petani/nelayan dalam
pengembangannya memerlukan keterpaduan unsur-unsur sub sistem, mulai dari
penyediaan input produksi, budidaya sampai ke pemasaran hasil. Keterpaduan
tersebut menuntut adanya kerjasama antara pihak-pihak yang terkait dalam
bentuk kemitraan usaha yang ideal antara petani/usaha kecil yang pada umumnya
berada dipihak produksi dengan Pengusaha Besar yang umumnya berada di pihak
yang menguasai pengolahan dan pemasaran.
Usaha
perikanan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dalam bentuk usaha
perikanan rakyat, dan perikanan besar milik pemerintah serta milik swasta
nasional atau asing. Perikanan rakyat merupakan usaha skala kecil yang
bercirikan antara lain pengelolaanya secara tradisional, produktivitas rendah
dan para umumnya tidak mempunyai kekuatan menghadapi kompetisi pasar. Di lain
pihak, perikanan besar yang memiliki teknologi skala usaha yang besar,
mengelola usahanya secara modern dan teknologi tinggi, sehingga
produktivitasnya tinggi dan mempunyai kekuatan untuk menghadapi persaingan
pasar.
Kelemahan
dari pengusaha perikanan kecil dan kekuatan dari pengusaha perikanan besar,
merupakan potensi yang bisa menciptakan kesenjangan diantaranya. Karena dalam
perkembangannya ada saling berkepentingan di antara kedua pihak, kesenjangan
yang bisa timbul akan dapat diperkecil dengan mengadakan kemitraan antara
pengusaha kecil perikanan rakyat dengan pengusaha besar di bidang perikanan
atau produk kelautan. Salah satu komoditas yang masuk sebagai komoditas
perikanan karena diusahakan di laut, dan yang dapat dikembangkan dengan
menjalin kerja sama kemitraan adalah budidaya rumput laut.
|
NUSA
TENGGARA BARAT
|
|||||||||||
BUDIDAYA
AYAM BURAS
Ayam buras atau ayam
kampong merupakan ternak unggas yang paling banyak dipelihara dipedesaan . Keberadaan ayam buras sebagai penghasil telor dan daging serta
pendapatan keluarga,memiliki fungsi strategis dalam pemenuhan pangan dan gizi masyarakat
petani.
Memelihara ayam buras sebenarnya tidak terlalu sulit , sebab tidak memerlukan teknologi rumit. Untuk mengembangbiakan ayam buras hanya membutuhkan ketekunan dan kesungguhan dalam memelihara yaitu dengan penerapan Pasca usaha Peternakan yaitu pakan , pengendalian penyakit dan tatalaksana serta pengolahan /perkembangbiakan. Ayam buras memiliki peluang tinggi, sangat mudah dipasarkan dengan harga yang cukup tinggi. Oleh karena itu,ayam harus dikelola dengan prinsip usaha tani yang baik dan memberikan keuntungan yang sangat memadai bagi petani ternak. |
GORONTALO
|
|||||||||||
Industri
Gula Aren
Aren
atau enau (Arrenga pinnata Merr) adalah salah satu keluarga palma yang
memiliki potensi nilai ekonomi yang tinggi dan dapat tumbuh subur di wilayah
tropis seperti Indonesia. Tanaman aren bisa tumbuh pada segala macam kondisi
tanah, baik tanah berlempung, berkapur maupun berpasir. Namun pohon aren
tidak tahan pada tanah yang kadar asamnya terlalu tinggi. Di Indonesia,
tanaman aren dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal pada tanah yang
memiliki ketinggian di atas 1.200 meter di atas permukaan laut dengan suhu
udara rata-rata 25o celcius. Di luar itu, pohon aren masih dapat tumbuh namun
kurang optimal dalam berproduksi.
Pohon aren memiliki potensi ekonomi yang tinggi karena hampir semua bagiannya dapat memberikan keuntungan finansial. Buahnya dapat dibuat kolang-kaling yang digemari oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Daunnya dapat digunakan sebagai bahan kerajinan tangan dan bisa juga sebagai atap, sedangkan akarnya dapat dijadikan bahan obat-obatan. Dari batangnya dapat diperoleh ijuk dan lidi yang memiliki nilai ekonomis. Selain itu, batang usia muda dapat diambil sagunya, sedangkan pada usia tua dapat dipakai sebagai bahan furnitur. Namun dari semua produk aren, nira aren yang berasal dari lengan bunga jantan sebagai bahan untuk produksi gula aren adalah yang paling besar nilai ekonomisnya. Dalam gambar pohon industri, berikut adalah beberapa produk turunan dari aren yang berpotensi untuk dikembangkan |
Sulawesi
Utara
|
KOTA
TOMOHON,
|
||||||||||
Jenis
Usaha : Ternak Ikan Lele
Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin. Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Di Indonesia ada 6 (enam) jenis ikan lele yang dapat dikembangkan : 1. Clarias batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (Sumatera Barat), ikan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan). 2. Clarias teysmani, dikenal sebagai lele Kembang (Jawa Barat), Kalang putih (Padang). 3. Clarias melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan), wais (Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat). 4. Clarias nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera Barat), kaleh (Kalimantan Selatan). 5. Clarias loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat), ikan penang (Kalimantan Timur). 6. Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele Dumbo (Lele Domba), King cat fish, berasal dari Afrika. (migroplus.com) Peluang usaha budi daya ikan lele merupakan salah satu peluang usaha yang cukup diperhitungkan saat ini. Apabila kita perhatikan banyak terdapat penjual pecel lele yang memerlukan pasokan ikan lele setiap harinya, hal inilah yang membuat permintaan ikan tersebut menjadi semakin tinggi di pasaran dan membuka potensi peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Ternak ikan lele relatif lebih mudah apabila dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya seperti ikan mas atau mujair karena lebih tahan terhadap penyakit maupun kondisi lingkungan. Berikut ini adalah gambaran secara umum tentang cara budidaya ikan lele |
JAWA BARAT
|
|||||||||||
BUDIDAYA KANGKUNG
Kangkung termasuk sayur yang sangat populer. Biasa dibuat tumis,
cah, atau lalap. Kangkung ternyata juga berkhasiat sebagai antiracun dan bisa
mengobati berbagai gangguan kesehatan. Tanaman kangkung berasal dari India,
yang kemudian menyebar ke Malaysia, Birma, Indonesia, Cina Selatan, Australia,
dan Afrika. Di Cina, sayuran ini dikenal sebagai weng cai. Di negara Eropa,
kangkung biasa disebut swamp cabbage, water convovulus, atau water spinach.
|
PAPUA
|
|||||||||||
BUDIDAYA
DURIAN
Durian adalah nama tumbuhan tropik yang berasal
dari Asia Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini
diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam
sehingga menyerupai duri. Varian namanya yang juga populer adalah duren.
Orang Sunda menyebutnya kadu.
Buah ini bisa tumbuh sampai sepanjang 30 sentimeter dengan diameter 15 sentimeter, dan biasanya dengan berat 1-3 kilogram. Bentuknya beragam, mulai dari lonjong sampai bulat, dengan warna kulit hijau tua sampai coklat dan dengan warna daging kuning muda sampai ke merah orange, tergantung dari spesies masing-masing buah tersebut. Durian terutama dipelihara orang untuk buahnya, yang umumnya dimakan (arilus atau salut bijinya) dalam keadaan segar. Salut biji ini umumnya manis dan sangat bergizi karena mengandung banyak karbohidrat, lemak, protein dan mineral Setiap 100 g salut biji mengandung 67 g air, 28,3 g karbohidrat, 2,5 g lemak, 2,5 g protein, 1,4 g serat; serta memiliki nilai energi sebesar 520 kJ. Durian juga banyak mengandung vitamin B1, B2, dan vitamin C; serta kalium, kalsium dan fosfor. Banyak orang menganggap buah durian sebagai buah yang enak. Masyarakat sering menyebutnya "raja buah-buahan". Akan tetapi sebagian orang tidak tahan akan baunya dan menganggapnya berbau busuk. Bagi penggemar durian, agar tidak menimbulkan hal-hal tak menyenangkan dengan orang yang tak menyukai bau durian, ada cara gampang untuk menghilangkan bau durian di jari-jari tangan dan mulut. Bersihkan jari tangan dengan mengaduk-aduk air di dalam pangsa durian (yakni ceruk kulit buah bagian dalam, bekas tempat daging dan biji durian menempel) dan air adukan tersebut jangan dibuang, tetapi digunakan untuk berkumur Durian dianggap sebagai makanan panas, dan sehabis makan durian biasanya tubuh kita akan berkeringat. Untuk mengatasinya, tuangkan air tawar pada bagian kulit buah yang telah kosong, lalu diminum. Selain itu, musim durian biasanya terjadi bersamaan dengan manggis yang dianggap mendinginkan badan. Oleh itu kedua buah ini biasanya dimakan bersama-sama. |
BANGKA BELITUNG
|
|||||||||||
TERNAK AYAM POTONG (PEDAGING)
Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia. Ayam telah dikembangkan sangat pesat disetiap negara. Di Indonesia usaha ternak ayam pedaging juga sudah dijumpai hampir disetiap propinsi |
SUMATERA
SELATAN
|
|||||||||||
BUDIDAYA KERIPIK BAYAM
Bayam dan teman-temannya itu mengandung zat
Nitrat (NO3). Saat teroksidasi, NO3 akan menjadi NO2 (nitrit). Nitrit adalah
senyawa yang tidak berwarna, tidak berbau, dan bersifat racun bagi tubuh
manusia. Leafy vegetables (bayam, kol, buncis) lebih banyak kandungan nitrat
nya di banding root vegetables (wortel, brokoli, bit). Nitrat ini menghalangi
transportasi oksigen ke sel darah merah dan menyebabkan apa yang dinamakan
dengan “Blue Baby Syndrome”. Gejala
dari syndrome ini adalah membirunya kulit bayi terutama di sekitar mata
dan mulut. Di usia 8+ (di wholesomebabyfood, pada usia 6+), asam
lambung bayi telah bisa melawan bakteri yang membantu konversi nitrat
dan mencegah keracunan.
Namun bicara soal kandungan nitrat, yang banyak
diperbincangkan lebih mengarah ke sayuran bernama bayam. Bahasa Uncle Sam
nya Spinach. Makanya untuk Dita, saya menunggu memberikan
bayam sampai usia 8 bulan. Kalau brokoli sudah saya perkenalkan saat
usia 7.5 bulan.
Karena kandungan nitratnya ini, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan soal bayam :
·
Jangan mengkonsumsi bayam yang sudah dimasak >
5 jam.
·
Jangan memanaskan sayuran bayam, karena memicu
timbulnya toxic.
·
Jangan terlalu lama menyimpan bayam dalam lemari
es, langsung olah setelah membeli bayam segar.
Dengan paparan di atas lantas takut mengkonsumsi
bayam? Jangan! Karena makanan favorite Popeye ini memiliki kandungan yang
bermanfaat antara lain :
·
Carotenoid nya melawan kanker prostat
·
Flavonoid nya melawan kanker rahim
·
Vit K, calcium dan magnesium nya bagus untuk
pembentukan tulang
·
Sumber Vit A dan C yang mengandung beta-carotene,
merupakan anti oxidant penting yang dapat mengurangi jumlah radikal bebas
dalam tubuh.
·
Mengandung folate yang berguna untuk menghindari
serangan jantung dan stroke.
·
Mengandung nutrisi anti-inflammatory yang bagus
untuk penderita asma, osteophorosis, reumatik.
·
Mengandung Lutein yang bagus untuk kesehatan mata.
·
Mengandung zat besi untuk menambah energi.
|
KEPULAUAN RIAU
|
|||||||||||
Industri
Tempe
Laporan
ini merupakan upaya memacu dan membangkitkan minat bank untuk mengembangkan
hubungan dengan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (KOPTI) dan
anggotanya, yaitu para pengrajin/produsen tempe tahu melalui pemberian kredit
berjangka untuk membangun Sentra Produsen Tempe Tahu (Sentra) yang akan
menjadi tempat produksi untuk kelompok-kelompok pengrajin. Pengembangan
Sentra dilaksanakan melalui Program Kemitraan Terpadu (PKT) antara kelompok
pengrajin dengan KOPTI.
Tujuan
dari kredit yang dibutuhkan oleh para anggota Sentra adalah untuk
modernisasi, ekspansi maupun relokasi usaha tempe tahu yang dimiliki anggota
KOPTI yang telah bekerjasama dalam kelompok di suatu tempat tertentu.
Kredit
Usaha kecil yang diberikan bank kepada suatu Sentra biasanaya untuk membiayai
bangunan, yaitu gudang, ruang produksi, rumah tinggal, alat produksi dan alat
pengangkutan bahan baku maupun hasil produksi. Prasarana yang dapat dibiayai
adalah jalan, pagar, saluran air bersih, saluran listrik, serta alat pengelolaan
limbah.
Meskipun
beberapa bank telah mempunyai nasabah di subsektor industri kecil tempe tahun
dan juga memberikan kredit kepada KOPTI sampai sekarang para pengrajin tempe
tahu belum menjadi sasaran pasar perbankan. Potensi pemberian kredit kepada kelompok
pengrajin tempe tahu cukup besar, karena beberapa KOPTI termasuk anggotanya
hanya menerima kredit dari bank dengan jumlah sedikit dan masih mempunyai
potensi untuk menggunakan kredit produktif secara aman, KOPTI maupun
anggotanya sekaligus memeliki modal sendiri, usaha nya sudah lama beroperasi
secara layak dan menguntungkan.
|
Banten
|
SERANG,
|
||||||||||
Jawa
Timur
|
SIDOARJO,
|
|||||||||||
Bali
|
KOTA
DENPASAR,
|
|||||||||||
BUDIDAYA ALPUKAT
Alpukat
atau dalam Bahasa Indonesia baku disebut sebagai avokad merupakan buah yang
sering kita jumpai. Buah serbaguna ini memiliki banyak manfaat dan khasiat
bagi manusia. Ada banyak zat yang kaya manfaat yang terdapat di buah ini.
Buah berwarna hijau ini sering dimanfaatkan untuk jus atau bahan dalam es
campur maupun hidangan lainnya. Rasanya yang nikmat membuat banyak orang
menyukainya. Sebagian orang takut untuk mengkonsumsinya karena dianggap
memiliki kandungan lemak yang tinggi. Apakah memang benar demikian? Apa saja
manfaat dan khasiat alpukat? Mengapa pohon alpukat dapat disebut sebagai pohon
serbaguna? Tahukah Anda bahwa kulit pohon alpukat digunakan sebagai pewarna
produk kulit seperti tas? Lalu tahukah Anda bahwa buahnya selain sebagai
hidangan dapat juga digunakan sebagai bahan produk kosmetik
|
JAMBI
|
|||||||||||
BUDI DAYA JAMBU METE
Jambu mete merupakan tanaman buah
berupa pohon yang berasal dari Brasil
Tenggara. Tanaman ini dibawa oleh
pelaut Portugis ke India 425 tahun yang lalu,
kemudian menyebar ke daerah tropis dan
subtropis lainnya seperti Bahana, Senegal,
Kenya, Madagaskar, Mozambik, Srilangka,
Thailand, Malaysia, Filipina, dan
Indonesia. Di antara sekian banyak
negara produsen, Brasil, Kenya, dan India
merupakan negara pemasok utama jambu
mete dunia.
Jambu mete tersebar di seluruh
Nusantara dengan nama berbeda-beda (di
Sumatera Barat: jambu erang/jambu
monye, di Lampung dijuluki gayu, di daerah
Jawa Barat dijuluki jambu mede,
di Jawa Tengah dan Jawa Timur diberi nama jambu monyet, di Bali jambu
jipang atau jambu dwipa, dan di Sulawesi Utara disebut buah
yaki.
|
SULAWESI
TENGARA
|
|||||||||||
Budidaya
rumput laut yang pada umumnya dapat dilakukan oleh para petani/nelayan dalam
pengembangannya memerlukan keterpaduan unsur-unsur sub sistem, mulai dari
penyediaan input produksi, budidaya sampai ke pemasaran hasil. Keterpaduan
tersebut menuntut adanya kerjasama antara pihak-pihak yang terkait dalam
bentuk kemitraan usaha yang ideal antara petani/usaha kecil yang pada umumnya
berada dipihak produksi dengan Pengusaha Besar yang umumnya berada di pihak yang
menguasai pengolahan dan pemasaran.
Usaha
perikanan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dalam bentuk usaha
perikanan rakyat, dan perikanan besar milik pemerintah serta milik swasta
nasional atau asing. Perikanan rakyat merupakan usaha skala kecil yang
bercirikan antara lain pengelolaanya secara tradisional, produktivitas rendah
dan para umumnya tidak mempunyai kekuatan menghadapi kompetisi pasar. Di lain
pihak, perikanan besar yang memiliki teknologi skala usaha yang besar,
mengelola usahanya secara modern dan teknologi tinggi, sehingga
produktivitasnya tinggi dan mempunyai kekuatan untuk menghadapi persaingan
pasar.
Kelemahan
dari pengusaha perikanan kecil dan kekuatan dari pengusaha perikanan besar,
merupakan potensi yang bisa menciptakan kesenjangan diantaranya. Karena dalam
perkembangannya ada saling berkepentingan di antara kedua pihak, kesenjangan
yang bisa timbul akan dapat diperkecil dengan mengadakan kemitraan antara
pengusaha kecil perikanan rakyat dengan pengusaha besar di bidang perikanan
atau produk kelautan. Salah satu komoditas yang masuk sebagai komoditas
perikanan karena diusahakan di laut, dan yang dapat dikembangkan dengan
menjalin kerja sama kemitraan adalah budidaya rumput laut.
|
NUSA
TENGGARA BARAT
|
|||||||||||
Industri Rokok Kretek
Warga asli benua Amerika (Maya, Aztec
dan Indian) mengisap tembakau pipa atau mengunyah tembakau sejak 1000 sebelum
masehi. Kru Columbus membawanya ke “peradaban” di Inggris dan perdagangan
tembakau dimulai sejak tahun 1500-an, terutama tembakau Virginia dan masih
eksis hingga detik ini.
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam. |
Jawa
Timur
|
KEDIRI,
|
||||||||||
Industri Batik
Pengembangan
usaha kecil dan menengah merupakan dasar dalam perekonomian dalam upaya
perbaikan perekonomian nasional karena sebagian besar usaha yang ada di
Indonesia adalah usaha kecil dan menengah yang banyak menyerap tenaga kerja
dan memanfaatkan sumber daya domestik.
Diantara
usaha kecil dan menengah, usaha batik mempunyai karakteristik yang sangat
khusus, dan telah merupakan Kebudayaan Indonesia yang tetap bertahan secara
konsisten. Dengan pengaruh motif daerah tertentu, batik berkembang dan
menyebar terutama di Pulau Jawa, misalnya yang dikenal dengan Batik Garut,
Tasikmalaya, Ciamis, Pekalongan, Kedungwuni, Tegal, Banyumas, Purwokerto,
Kudus, Demak, Surakarta, Yogyakarta, Juwana, Rembang, Lasem dan Madura.
Sementara itu sampai saat ini batik dengan motif kedaerahan semakin
berkembang secara nasional.
|
Jawa
Timur
|
TULUNG
AGUNG,
|
||||||||||
Kalimantan
Selatan
|
BANJAR,
|
|||||||||||
Industri Tas Kulit
Industri
kulit mulai berkembang di Indonesia sejak tahun 1970-an. Pada sektor hulu,
terjadi pertumbuhan dari 37 pabrik berukuran besar dan menengah pada tahun
1975 menjadi 112 pada tahun 1995. Pada tahun 1975-1990 bermunculan
sentra-sentra industri kulit seperti di Magetan, Garut, dan Madiun. Pada
tahun yang sama terjadi peningkatan jumlah pabrik dari sekitar 200 pabrik
menjadi 500 pabrik pada rentang masa yang sama. Kapasitas terpasang meningkat
dari 40.000 ton menjadi 70.000 ton per tahun.
Pada
masa tersebut, teknologi konvensional mulai ditinggalkan dan beralih pada
teknologi yang lebih modern. Teknologi pewarnaan kulit misalnya, yang semula
dilakukan secara tradisional diganti dengan mesin pewarna otomatis yang mampu
mencampur warna lebih merata dengan hasil yang lebih stabil dan sesuai dengan
warna yang diinginkan.
|
Jawa
Timur
|
SIDOARJO,
|
||||||||||
Industri Kerajinan Ukir-Ukiran Dari Kayu
Kecuali Mebel
Potensi
produksi jenis-jenis kayu keras maupun lunak di Indonesia berkisar antara 45
s/d 50 juta m3 per tahun. Secara keseluruhan jenis-jenis kayu komersial
tercatat di Indonesia sebanyak 120 jenis. Produksi kayu bulat (logs)
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan diperkirakan kebutuhan kayu
bulat pada tahun 2000 sekitar 60 juta m3. Oleh karena itu, Pemerintah
merencanakan untuk meningkatkan hasil produksi kayu dengan melaksanakan Hutan
Tanaman Industri (HTI).
Dalam
bidang industri pengolahan kayu, maka industri penggergajian kayu merupakan
pengolahan kayu bulat mentah untuk dijadikan barang setengah jadi atau bahan
baku, yang selanjutnya diolah oleh perusahaan industri kayu hilir menjadi
barang jadi.
Konsumen
kayu gergajian dalam negeri yang terbesar adalah sektor perumahan dan sektor
kostruksi. Kemudian sejak 1986 industri hilir baru mulai didirikan, misalnya
industri perabot rumah dari kayu "moulding dan laminating" dsb.
Konsumsi kayu olahan dalam negeri lebih besar dibandingkan dengan produk kayu
yang diekspor, meskipun ekspor produk kayu olahan sangat potensial untuk
dikembangkan.
Industri
kayu olahan untuk pasar ekspor mulai dikembangkan oleh perusahaan di
Indoensia pada tahun 1986 sesuai dengan kebijaksanaan Pemerintah yang
melarang ekspor kayu bulat dan hanya mengizinkan ekspor kayu gergaji maupun
kayu olahan lainnya, seperti "furniture, laminating board, wood
panel" dll. Pengembangan industri meubel dapat dilihat dari nilai ekspor
barang jadi kayu yang pada tahun 1986 berjumlah US $ 99 juta dan pada setiap
tahun berikut baik menjadi US $ 527 juta pada tahun 1997.
|
Bali
|
GIANYAR,
|
||||||||||
Bordir
Bordir
merupakan kerajinan rakyat yang memerlukan ketekunan dan ketelatenan dalam
pengerjaannya. Kerajinan ini telah tumbuh di beberapa daerah dengan motif dan
rancangan khas daerah masing-masing. Awalnya kerajinan ini berkembang untuk
memenuhi kebutuhan pakaian kebaya wanita yang merupakan pakaian nasional
Indonesia, tetapi adanya perkembangan dan penggunaan yang semakin meluas
kerajinan ini menjadi bagian dari ciri khas motif pakaian untuk sholat
seperti mukena, baju koko, dan selendang.
Hasil
kerajinan bordir yang ada di beberapa daerah telah dipasarkan secara meluas
sampai ke manca negara, sehingga dengan adanya krisis moneter yang membuat
nilai dollar melonjak, pasaran ekspor bordir semakin meningkat dan pendapatan
pengusaha bordir semakin tinggi bahkan penjualan yang dilakukan banyak
ditujukan untuk pasaran ekspor karena nilai jual dalam negeri rendah dan
jumlah permintaannya juga sedikit.
Adanya
kerajinan ini meningkatkan produktivitas para pengrajin dan memberi tambahan
pendapatan masyarakat yang tidak kecil. Karena rata-rata seorang pengusaha
kerajinan bordir paling sedikit mempekerjakan 10 orang tenaga kerja secara
langsung. Untuk pengrajin bordir yang ada di Bukittinggi Sumatra Barat,
mempunyai dua macam sistem pengerjaan yaitu secara borongan yang dikerjakan
di rumah pekerja masing-masing dan sistem pengerjaan di pabrik, Sehingga
tenaga kerja yang terserap sebenarnya lebih banyak lagi dari yang tercatat di
perusahaan
|
Nanggroe
Aceh Darussalam
|
KOTA
LHOKSEUMAWE, ACEH BESAR,
|
||||||||||
Jawa
Timur
|
PASURUAN,
|
|||||||||||
PROFIL LEMBAGA
- LKP TASIAH KOMPUTER
- NIBUNG NO.247 KOBA, bangkatengah bangka belitung, Indonesia
- Pendidikan merupakan proses dari suatu sistem yang harus dijalani oleh setiap individu untuk mencapai keberhasilan. Mekanisme pelaksanaan pendidikan akan berjalan lancar dan sesuai dengan tujuan, jika antara penyedia jasa pendidikan dan penerimanya terjadi interaksi yang bersinergi.
Brosur
Brosur
Pengikut
Minggu, 26 Juni 2011
USAHA/PROVINSI/KABUPATEN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar